El-Sisi Presiden Baru Mesir
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Abdel-Fattah El-Sisi presiden baru Mesir. Mantan kepala militer itu disebutkan memenangi secara mutlak pemilihan presiden dengan memperoleh 96 persen suara atau lebih dari 23 juta pemilih, menurut penghitungan suara tidak resmi pada Kamis (29/5) pagi waktu Kairo .
Saingan El-Sisi dari partai sayap kiri, Hamdeen Sabahi, mengumpulkan suara sekitar 3,5 persen , dengan kurang dari 800 000 pemilih. El-Sisi menang diseluruh provinsi.
Hasil resmi akan diumumkan oleh hakim yang mengawasi tempat pemungutan suara di seluruh negeri, dan kemudian diumumkan oleh Komisi Pemilihan Presiden (PEC), dan badan peradilan yang mengawasi pemilihan umum.
Hakim Tarek Shebl, anggota sekretariat umum PEC, mengatakan kepada situs berita Al-Ahram Kamis dini hari bahwa hasil resmi akan diumumkan hari Minggu atau Senin (1-2/6) mendatang, seperti diberitakan Al Ahram.
Pemilihan Kedua
Kemenangan El-Sisi telah diprediksi sejak awal. Dia terkenal ketika sebagai kepala militer dan menteri pertahanan menggulingkan Presiden dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi, yang diprotes melalui demonstrasi masal rakyat Mesir Juli 2013.
Seorang juru bicara untuk kampanye El-Sisi, Abdallah E—Moghazy, sudah berbicara sebagai pemenang setelah tengah malam pada hari Kamis. Dia berterima kasih kepada "rakyat Mesir yang memberi kepercayaan mereka Abdel-Fattah El-Sisi".
Pada hari Selasa, PEC memperpanjang hingga hari ketiga pemungutan suara sampai hari Rabu. Hal itu didorong oleh kekhawatiran rendahnya partisipasi pemilih. Keputusan itu diprotes kedua kandidat presiden, tetapi ditolak oleh PEC.
El-Moghazy mengatakan bahwa rakyat Mesir pergi ke tempat pemungutan suara hanya untuk satu "motif": mencintai Mesir dan keyakinan mereka pada El-Sisi, tidak oleh iming-iming seperti pada era presiden Hosni Mubarak. Ketika itu pemilih ditawarkan roti, minyak dan bahan makanan yang datang untuk memilih, kata dia.
Pemilihan presiden ini adalah yang kedua di Mesir sejak revolusi pada 25 Januari 2011 yang menggulingkan presiden otoritarian, Hosni Mubarak. Pemilihan pertama pada 2012 yang dimenangkan calon dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi. Dia menang dalam putaran kedua pemungutan suara, dan memperoleh 51 persen suara atau sekitar 13 juta suara.
Pemilihan ini disebutkan yang pertama diawasi pemantau asing. Uni Eropa mengirim 150 pemantau di seluruh Mesir dan mempertahankan kenetralan mereka dengan tidak melegitimasi proses pemilu atau memvalidasi hasil pemilu.
Hari Kamis ini, delegasi Uni Eropa akan menyampaikan pernyataan dalam konferensi pers untuk mengungkapkan temuan utamanya.
Selain itu juga hadir memantau dari Uni Afrika, Liga Arab dan Parlemen Arab, serta sejumlah LSM internasional.
Pemilihan ini berlangsung aman, meskipun di bawah ancaman teror yang terjadi sejak Morsi digulingkan. Hanya sebuah bom rakitan meledak pada hari Senin, namun tidak ada korban luka, dan beberapa bentrokan kecil antara polisi dan pendukung Morsi di Kairo, provinsi Alexandria dan Minya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...