Eling dan Waspada
Eling menjadi penting karena manusia memang sering lupa.
SATUHARAPAN.COM – Sak beja bejane wong kang lali, isih bejo wong kang eling lan waspada ’Seuntung-untungnya orang lupa, masih untung orang yang selalu ingat dan waspada’. Demikianlah nasihat Ronggowarsito dalam bukunya Kalatidha (zaman edan).
Tak mudah bersikap lurus dan murni dalam zaman edan yang beralur pikir sing ora edan, ora keduman ’yang tidak ikut-ikutan gila, takkan kebagian’. Namun, Ronggowarsito mendorong manusia sezamannya untuk senantiasa mengingat jatidiri dan waspada. Tak perlu hanyut di arus zaman.
Manusia memang cenderung lupa, bahkan melupakan, hakikat diri. Itu jugalah kisah Israel dalam kisah patung anak lembu emas (Kel. 34:1-14). Entah apa yang sesungguhnya ada dalam pikiran umat Israel pada waktu itu. Bukankah mereka baru saja mendengar bagaimana Allah berbicara kepada mereka di Gunung Sinai?
Kelihatannya umat Israel bingung karena Musa tidak turun-turun dari Gunung Sinai. Mereka cemas akan nasib mereka selanjutnya. Bagaimanapun juga, Musalah yang menjadi perantara antara mereka dengan Tuhan. Jika Musa tidak ada, lalu siapa yang akan menjadi pemimpin mereka selanjutnya? Persoalannya jelas. Israel butuh pemimpin yang kasat mata.
Kemudian mereka meminta kepada Harun untuk membuat allah bagi mereka. Harun pun agaknya tak tahu harus berbuat apa. Dia sendiri juga gentar dengan kenyataan bahwa mereka tak lagi punya pemimpin. Karena itu, Harun meminta mereka untuk mengumpulkan emas dan muncullah patung anak lembu emas. Dan Tuhan pun murka.
Tuhan murka karena Israel telah melupakan status mereka sebagai hamba. Jika ditelisik lebih dalam, Kisah Patung Anak Lembu Emas merupakan bukti bahwa umat Israel ternyata lebih menuruti kehendak diri sendiri. Pada titik ini mereka lupa bahwa mereka adalah umat yang telah ditebus Allah.
Lalu apa artinya buat kita? Tak ada jalan lain kecuali eling dan waspada. Israel yang baru saja diberikan Sepuluh Firman ternyata mudah jatuh. Eling menjadi penting karena kita memang sering lupa.
Lalu apa yang harus diingat? Hanya satu: kita adalah hamba Allah. Kita bukan hamba diri kita sendiri, juga bukan hamba ego kita sendiri. Kita adalah hamba Allah. Dan bagi seorang hamba yang dilakukannya adalah menaati kehendak Allah Tanpa syarat.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...