Elon Musk: "The Question is Harder than The Answer!"
Tak sedikit orang ingin menemukan jawaban tanpa tahu pertanyaannya.
SATUHARAPAN.COM – Peradaban manusia sedang bergerak menuju era baru. Setelah dua dekade terakhir peradaban manusia diwarnai oleh konektivitas berkat internet, maka dalam hitungan tahun, manusia akan hidup dalam era antarplanet (interplanetary). Kehidupan antarplanet yang dimaksud adalah manusia dapat hidup dan melakukan perjalanan antara Bumi, yang kita tempati sekarang, dan Mars.
Hal ini memungkinkan berkat sebuah perusahaan swasta bernama SPACEX, yang dengan bantuan NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat), sedang mempersiapkan kehidupan di ”planet Merah” itu. Hal ini dimaksudkan agar tersedia ruang yang cukup bagi manusia yang terus meningkat jumlahnya. Sebagian dari kita, mungkin tidak pernah memikirkan kemungkinan yang demikian. Tetapi, pria pendiri SPACEX, Elon Musk berpikir sejauh itu. Elon (dari kata Ibrani, artinya Pohon Ek/Tarbantin) adalah pria kelahiran Afrika Selatan 45 tahun silam. Selain SPACEX, ia juga memiliki perusahaan di bidang mobil elektrik, TESLA. Ia berujar bahwa suatu hari ia ingin melihat jalanan dipenuhi oleh mobil-mobil yang tidak lagi memerlukan bahan bakar setetes pun, melainkan sepenuhnya mengandalkan energi matahari.
Suatu waktu, Elon—yang digadang-gadang sebagai Einstein abad ini—diwawancara, perihal dari mana datangnya inspirasi yang membuatnya sedemikian inovatif? Pria, yang masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time ini, bercerita bahwa pada usia sekitar 13-15 tahun ia sering memikirkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang hidupnya.
Menurut dia, inilah yang penting, ketika kita tiba pada pertanyaan-pertanyaan tentang hidup ini. The question is harder than the answer, and if you can properly face the question, then the answer is easy part. To know better about the universe, we’d better know what question to ask.
Mungkin hanya sebagian saja dari kita yang sudah menemukan pertanyaan dalam kembara hidup ini seperti Elon. Sebagian kita sering mencari jawab dengan kebingungan, sebab sesungguhnya kita tidak tahu pertanyaannya. Mungkin lebih tepatnya, kita tidak memiliki pertanyaan yang baik. Akibatnya, kebingungan-kebingungan, bahkan stres, tak terelakkan.
Contoh, mahasiswa-mahasiswi akhir ingin menulis skripsi, tetapi kebingungan dan stagnan sebab ingin menulis jawaban tanpa paham apa yang sedang dipertanyakan. Masih banyak hal lain yang kita alami karena kita ingin menemukan jawaban tanpa tahu pertanyaannya. Mungkin, kita akan lebih jernih mencari jawaban dalam hidup ini, seandainya kita memiliki pertanyaan yang baik.
Lalu, apa pertanyaannya?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...