Emma Watson Imbau Perempuan AS Manfaatkan Hak Suara
SATUHARAPAN.COM - Aktris Inggris, Emma Watson, tampaknya sulit berpangku tangan mengikuti perkembangan dari hari ke hari pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat hanya dari jauh. Sayangnya, Duta Khusus PBB untuk Masalah-masalah Perempuan yang berusia 26 tahun itu, tidak dapat menggunakan hak pilih dalam pilpres di AS mendatang karena dia memang bukan warga negara Amerika.
Nama bintang film pemeran karakter Hermione dalam serial Harry Potter itu, belakangan ini identik dengan perjuangan hak-hak perempuan. Dan, pencalonan Hillarry Clinton dalam pilpres AS menimbulkan kegairahan dalam dirinya.
Dia mendesak perempuan AS untuk tidak malas berangkat ke tempat pemungutan suara bulan depan, menggunakan hak suara, karena Watson merasakan ada banyak hal yang dipertaruhkan bagi semua wanita.
"Kadang-kadang, politik mungkin tampak mengecewakan, penuh dengan retorika, dan tidak nyata," tulisnya di Facebook. "Namun, terlepas dari keyakinan pribadi kita, tidak dapat dimungkiri bahwa hasil pemilihan presiden AS mendatang akan memiliki efek riak dan dampak di seluruh dunia, dalam satu atau lain cara, dalam kehidupan jutaan orang."
"Amerika adalah rumah kedua saya," ia melanjutkan. "Saya punya teman di sana, yang sudah saya anggap sebagai keluarga. Tersiksa rasanya hanya duduk diam di bulan-bulan menjelang pemilu ini. Kalau saja bisa memberikan suara. Kita tahu, salah satu indikator yang paling dapat diandalkan untuk perdamaian dan kemakmuran, nasional dan global, bukan tingkat negara, atau dari kekayaan, demokrasi, atau etno-religius identitas, tetapi seberapa baik perempuan dan anak perempuan diperlakukan ... "
Watson juga menjelaskan, pemimpin Amerika berikutnya harus dapat mengatasi masalah kesetaraan di negara itu. "Presiden berikutnya akan dapat membuat keputusan tentang wanita, bagaimana mereka diperlakukan di tempat kerja, di kampus universitas, di sekolah, tentang bagaimana pria memperlakukan wanita dan tentang hak-hak mereka sebagai warga negara," ia menambahkan. "Keputusan-keputusan ini mempengaruhi bagaimana orang-orang muda membentuk ide-ide mereka tentang gender.”
"Keputusan ini akan mempengaruhi apakah kita percaya kesetaraan adalah ide yang penting. Pada tahun 2014, saya tweeted kutipan pejuang HAM Desmond Tutu, Uskup Anglikan yang sudah pensiun, ‘Pria dan anak laki-laki, kami, menunjukkan kedewasaan dengan cara bagaimana memperlakukan perempuan kami’. Orang-orang Amerika yang saya tahu dan yang saya cintai, tahu hal ini. Mereka tahu bagaimana cara memperlakukan wanita. Tidak mengabaikan atau meninggalkannya."
Emma Watson menekankan, perempuanlah yang memegang peran untuk menentukan apakah mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton atau Donald Trump yang akan menjadi presiden.
"Dalam pemilihan presiden AS terakhir, 70 juta perempuan memberikan suara melebihi jumlah pria yang 60 juta orang," dia menambahkan, "Wahai kaum perempuan, suara Anda menentukan. Keluarlah dari rumah, jangan sia-siakan untuk memberikan suara pada November nanti. Anda memiliki kekuatan nyata untuk memutuskan masa depan generasi yang akan datang. " (contactmusic.com)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...