Empat Jenis Batuk dengan Cara Pengobatannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketika cuaca menjadi lebih dingin, penyakit batuk dapat mudah ditemukan secara umum. Beberapa orang mungkin batuk akibat alergi atau infeksi, sehingga penting untuk mengetahui kapan harus mengatasi batuk di rumah dan kapan harus mencari perawatan profesional.
Dilansir dari Medical Daily pada Selasa (10/12), batuk berkaitan dengan perubahan musim atau iritan seperti debu dan udara dingin mungkin memerlukan perawatan yang berbeda dari yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Penyebab batuk:
Batuk adalah mekanisme pertahanan alami tubuh, membersihkan iritan seperti lendir, asap, dan alergen seperti debu, jamur, dan serbuk sari dari saluran udara.
Batuk dapat dipicu oleh infeksi seperti flu, COVID-19, atau flu biasa atau karena kondisi kesehatan paru-paru seperti asma atau PPOK.
Batuk parah yang berlangsung dalam waktu lama terkadang dapat menjadi tanda kondisi yang lebih parah seperti kanker paru-paru, tuberkulosis, dan fibrosis kistik.
Batuk jangka pendek akibat tersedak terjadi ketika makanan atau penghalang lain menghalangi jalan napas, sehingga memengaruhi pernapasan. Dalam kasus seperti ini, perhatian medis segera diperlukan.
Jenis-jenis batuk:
1. Batuk kering
Batuk kering terasa seperti sensasi geli di tenggorokan tetapi tidak mengeluarkan lendir. Batuk ini terjadi karena peradangan di paru-paru. Batuk kering yang terjadi di malam hari dapat disebabkan oleh lendir yang menetes dari hidung atau sinus, yang dapat mengiritasi tenggorokan.
Batuk ini dapat berlangsung selama beberapa minggu atau hingga pilek atau flu sembuh. Banyak orang mengalami batuk kering selama berminggu-minggu setelah pulih dari COVID-19, refluks asam juga dapat menjadi pemicunya.
Untuk meredakan batuk kering, pelega tenggorokan atau penekan batuk dapat membantu melegakan tenggorokan.
Tetap terhidrasi dan menggunakan pelembap udara juga dapat memberikan sedikit rasa nyaman.
Jika batuk kering disebabkan oleh asma, atau masalah refluks asam, anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Namun, jika batuk disertai dengan gejala-gejala seperti kesulitan bernapas, sesak dada, bibir kebiruan, atau kebingungan, penting untuk segera mencari perhatian medis.
2. Batuk basah
Batuk basah atau yang lebih dikenal sebagai batuk berdahak, terjadi ketika lendir menumpuk di saluran udara. Batuk ini dapat disebabkan oleh kondisi paru-paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau infeksi bakteri dan virus.
Batuk basah yang disertai mengi juga dapat menandakan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gagal jantung kongestif, yaitu kondisi di mana jantung kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh.
Guna meredakannya, penggunaan obat batuk dan pilek yang dijual bebas dapat membantu membersihkan dahak dari saluran udara. Pada anak-anak penggunaan obat tetes hidung salin dan madu dapat membantu meredakan gejalanya.
Namun, jika batuk basah berlanjut selama lebih dari tiga minggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
3. Batuk paroksismal
Batuk ini ditandai dengan serangan batuk hebat yang tidak terkendali dan berkala yang menyebabkan nyeri dan kesulitan bernapas. Serangan batuk parah seperti itu dapat terjadi bersamaan dengan pertusis atau batuk rejan.
Penyebab umum lainnya adalah asma, PPOK, pneumonia, dan tuberkulosis.
Mengurangi paparan terhadap kemungkinan pemicu asma dan PPOK dapat membantu meredakan gejala. Jika batuk disebabkan oleh pertusis, pengobatan dengan antibiotik diperlukan. Diagnosis dini dan pengobatan yang cepat akan memberikan hasil yang lebih baik.
4. Batuk Croup
âââââââCroup terjadi ketika saluran napas bagian atas meradang pada anak kecil akibat infeksi virus. Jenis batuk ini ditandai dengan suara menggonggong yang khas.
Tanda-tanda lain dari croup pada anak-anak termasuk kesulitan bernapas, mengeluarkan suara bernada tinggi saat menghirup, dan pernapasan cepat. Dalam kasus yang parah, kulit anak mungkin menjadi pucat atau bahkan kebiruan, yang menunjukkan kondisi yang lebih serius.
Minum obat untuk demam, menggunakan pelembap udara, dan tetap terhidrasi dapat membantu meredakan gejala ringan. Namun, jika gejalanya parah atau berlangsung lebih dari tiga hingga lima hari, segera cari pertolongan medis.
Tanda-tanda peringatan termasuk suara napas yang berisik dan bernada tinggi, kesulitan menelan atau mengeluarkan air liur, kelelahan atau kegelisahan yang tidak biasa, pernapasan cepat, kesulitan bernapas, atau warna biru atau abu-abu di sekitar hidung, mulut, atau kuku jari.
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...