Empat Tentara AS Dibebaskan di Libya
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Empat personel militer Amerika Serikat telah dibebaskan setelah penahanan singkat yang dilakukan oleh pemerintah Libya, kata seorang pejabat Amerika Serikat kepada AFP pada Jumat (27/12) malam.
Keempat personel tersebut dibebaskan hanya dua jam setelah Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan penahanan mereka, kata pejabat itu, berbicara tanpa menyebutkan namanya.
Baik Kementerian Luar Negeri atau pun Pentagon tidak memberi informasi lebih lanjut tentang kasus tersebut.
Warga Amerika Serikat di Libya telah menjadi target lebih dari sekali sejak 2011, saat rezim Moamer Kadhafi digulingkan oleh kelompok pemberontak setempat yang didukung oleh AS dan kekuatan udara NATO.
Pada September 2012, empat orang, termasuk duta besar AS untuk Libya, tewas dalam serangan di konsulat AS di kota bagian timur, Benghazi, oleh kelompok bersenjata yang diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.
Sebelumnya pada bulan ini seorang guru berkewarganegaraan Amerika Serikat ditembak mati saat lari pagi di Benghazi dalam serangan yang disalahkan kepada para ekstremis.
Pasca Rezim Kadhafi
Pemerintah baru Libya telah berjuang untuk mengintegrasikan kelompok pemberontak yang membantu menggulingkan rezim Kadhafi ke dalam angkatan bersenjata reguler. Namun sejumlah milisi telah membentuk kekuatan mereka sendiri, masing-masing dengan ideologi dan wilayah loyalitas mereka sendiri.
Pada bulan November, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dan Menlu Inggris, William Hague, bertemu di London dengan Perdana Menteri Libya, Ali Zeidan. Mereka setuju untuk membantu Libya menindak kekerasan dari kelompok milisi.
Pentagon juga mengatakan bahwa militer AS siap untuk melatih antara 5.000 dan 8.000 tentara angkatan darat Libya di sebuah pangkalan di Bulgaria Ada juga rencana untuk melatih unit kontra-terorisme yang terpisah, kata Laksamana William McRaven, komandan AS pada Komando Operasi Khusus.
Tapi Libya dan Amerika Serikat juga memiliki perbedaan pendapat. Pada awal Oktober, pasukan komando AS menangkap orang yang diduga tokoh senior Al-Qaeda, Abu Anas Al-Libi yang didakwa melakukan dua serangan bom pada tahun 1998 di kedutaan besar AS di Afrika Timur, dan di Tripoli dan membawanya dalam tahanan kapal perang.
Tersangka kemudian dipindahkan ke New York, di mana dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu. Kesalahan penangkapan itu kemudian disebutkan sebagai tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada pihak Libya. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...