Remaja Beirut Berfoto Sebelum Bom Meledak
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Seorang remaja Lebanon yang berpose dalam sebuah foto untuk kelompok "Selfie" di depan mobil bermuatan bom sesaat sebelum meledak di ibu kota Libanon, Beirut, akhirnya meninggal hari Sabtu (28/12) karena luka-lukanya.
Bom mobil meledak di Beirut, hari Jumat (27/12) dan diduga menargetkan mantan Menteri Keuangan Libanon dan pengritik kelompok Hizbullah, Mohammed Shatah. Tujuh orang, termasuk Shatah, meninggal oleh serangan itu dan puluhan lainnya luka-luka.
Serangan bom itu diduga juga untuk mengguncang stabilitas Libanon yang telah terguncang oleh konflik bersenjata di negara tetangganya, Suriah. Berbagai media menyebutkan serangan ini terkait dengan Hizbullah. Namun sejauh ini belum ada pernyataan yang bisa dikonfirmasi.
"Jumlah korban dari serangan naik menjadi tujuh setelah remaja bernama Mohammad Al-Chaar meninggal pagi ini akibat pada luka-lukanya ketika dirawat di Rumah Sakit Amerika di Beirut," kata kantor berita resmi Lebanon NNA.
Foto di Media Sosial
Setelah serangan bom pada hari Jumat di jantung Beirut, fotografer AFP melihat seorang pemuda 16 tahun tergeletak di trotoar dengan kepalanya berlumuran darah, kemudian dia dibawa ke rumah sakit dengan luka parah.
Chaar diidentifikasi secara online sebagai salah satu dari empat pemuda yang terlihat berpose dalam kelompok Selfie yang fotonya diposting di jaringan media sosial. Mereka duduk di trotoar di depan mobil yang meledak beberapa saat kemudian.
Gambar itu beredar di Internet, dan konfirmasi kematiannya memicu berbagai tanggapan di media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Berkabung Nasional
Mohammed Shatah, salah satu korban, adalah mantan menteri keuangan dan seorang ekonom berpengaruh Libanon. Dia pernah menjadi duta besar untuk Amerika Serikat dan orang dekat mantan perdana menteri, Saad Hariri.
Serangan bom yang dikecam berbagai negara itu, menurut para pejabat setempat dilakukan dengan bahan peledak hingga 60 kilogram. Shatah akan dimakamkan di dekat makam ayah Saad Hariri (Rafiq Hariri) pada hari Minggu (29/12) dan Presiden Libanon, Michel Sleiman, mengumumkan hari berkabung nasional.
Rafiq Hariri, Perdana Menteri Libanon ketika itu juga meninggal akibat serangan bom bunuh diri di pinggir laut Beirut pada 14 Februari 2005. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...