Empat Wartawan Afghanistan Ditangkap, Dituduh Mata-mata
KABUL, SATUYHARAPAN.COM-Badan mata-mata Afghanistan menangkap empat wartawan karena mengunjungi kota perbatasan yang dikuasai Taliban dan menuduh mereka menyebarkan "propaganda" musuh, kata para pejabat, hari Selasa (27/7).
Keempat warga Afghanistan itu ditahan di Kandahar setelah kembali hari Senin dari Spin Boldak, perbatasan dengan Pakistan yang direbut oleh Taliban awal bulan ini.
Media lokal mengatakan para wartawan itu sedang menyelidiki laporan pemerintah bahwa Taliban telah membantai warga sipil di kota itu, tuduhan yang dibantah oleh pemberontak.
"Setiap jenis propaganda yang mendukung teroris dan melawan kepentingan nasional Afghanistan adalah kejahatan," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mirwais Stanikzai, dalam sebuah pernyataan. "Pasukan keamanan sedang menyelidiki kasus ini."
Pengawas media Afghanistan, Nai, mengatakan para wartawan ditangkap atas perintah Direktorat Keamanan Nasional, kata badan mata-mata negara itu. “Masih belum jelas apa yang terjadi,” kata Nai, menambahkan tiga dari mereka bekerja untuk jaringan radio lokal Mellat Zhagh.
"Sekarang sudah lebih dari 24 jam sejak penahanan mereka... keluarga mereka sangat prihatin."
Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan meminta pemerintah segera membebaskan mereka. “Tidak ada penahanan ekstra-yudisial yang dapat diterima,” katanya.
Afghanistan telah lama menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis. Pada bulan Mei, pengawas media Reporters Without Borders (RSF) menempatkannya di peringkat 122 dari 180 negara pada Indeks Kebebasan Pers Dunia terbaru.
Beberapa jurnalis tewas dalam serangan yang ditargetkan sejak Taliban dan Washington menandatangani kesepakatan pada Februari 2020 yang membuka jalan bagi penarikan pasukan asing.
Penangkapan empat wartawan Afghanistan terjadi dua pekan setelah seorang fotografer yang bekerja untuk kantor berita Reuters tewas saat meliput pertempuran di Spin Boldak.
Seorang juru bicara Taliban, Mohammad Naeem, mengatakan keempat wartawan itu telah melakukan perjalanan ke Spin Boldak “untuk menyelidiki tuduhan bahwa orang-orang terbunuh di sana.”
"Satu-satunya kejahatan mereka adalah mereka ingin mengungkap fakta," katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...