Enam Migran Tewas Dalam Kecelakaan Kapal Ditemukan di Italia Selatan
SISILIA, SATUHARAPAN.COM - Para pejabat di pelabuhan Sisilia Catania pada Sabtu (10/8) mengatakan puluhan migran lainnya telah diselamatkan, namun ada enam yang tewas. Beberapa media lain mengatakan perahu kandas sekitar 15 meter dari pantai, dan migran tercebur ke laut. Beberapa tenggelam karena tidak bisa berenang.
Pada catatan PBB mengindikasikan setidaknya 7.800 imigran ilegal dan pencari suaka mendarat di Italia pada bulan Mei hingga Agustus 2013 ini. Sebagian besar migran tersebut adalah orang-orang yang berasal dari negara-negara Afrika bagian Utara, khususnya Somalia dan Eritrea.
Menurut catatan PBB bahwa pelarian ini tidak hanya dilakukan tahun ini saja, tetapi hampir setiap tahun di mana untuk tahun 2013 ini setidaknya hampir 500 orang dilaporkan tewas atau hilang di laut selama 2012 dalam upaya untuk mencapai Eropa.
Dalam insiden hari Sabtu (10/8), kapal migran membawa sekitar 120 penumpang. Di dalamnya ada wanita dan anak-anak termasuk di antara mereka di kapal. Para pejabat tidak berspekulasi tentang kebangsaan migran. Suriah dan Mesir dilaporkan berada di antara hampir 700 migran yang tiba secara ilegal dengan perahu di Italia selatan dalam waktu 24 jam.
Dalam satu perahu, penjaga pantai menemukan 176 orang, termasuk 41 perempuan dan 73 anak-anak. Masing-masing telah membayar kepada pemilik kapal setidaknya 2.000 dolar Amerika untuk perjalanan dua minggu. Migran Afrika diselamatkan secara terpisah mengatakan dua orang telah meninggal di laut.
Negara Uni Eropa seperti Malta berjuang untuk mengatasi masuknya migran. Menurut catatan bbc.co.uk pada hari Selasa (6/8), Malta menolak untuk menerima sekelompok migran Afrika diselamatkan oleh sebuah kapal tanker minyak perjalanan dari Libya, sebelum Italia melangkah untuk memungkinkan mereka untuk mendarat di Sisilia.
Komisi Eropa telah mencoba membujuk Malta menerima migran atas dasar kemanusiaan, tetapi Malta berpendapat mereka tidak dalam bahaya dan harus dibawa kembali ke Libya.
Imigran tersebut kebanyakan berangkat dari Afrika Utara - terutama dari Libya - tetapi juga dari Yunani dan Turki.
176 migran diselamatkan oleh penjaga pantai Italia pada hari Jumat (9/8) diberi akomodasi di Portopalo, sebuah kota dekat kota Sirakusa. Pada Kamis (8/8) dini hari, sekelompok 100 migran, yang diduga dari Suriah, diselamatkan oleh Kepolisian Italia dari perahu dan dibawa ke Calabria, di Italia daratan dekat Sisilia.
Kelompok itu termasuk 16 wanita dan 44 anak-anak, dan mereka juga sempat dikabarkan telah bepergian selama dua minggu, sejak meninggalkan Suriah. Dalam hari yang sama, sekitar 400 migran terutama Afrika diselamatkan dari tiga kapal dari Italia selatan, sebagian besar dari mereka dari pulau Lampedusa.
Dalam laporannya tentang para migrant penyebrang Laut Tengah, badan pengungsi PBB (UNICEF) mencatat bahwa Suriah dan Mesir sebelumnya telah ditemukan mencoba memasuki Eropa dengan kapal. Namun, sebagian besar migran tersebut berasal di Afrika sub-Sahara, dan Semenanjung Afrika pada khususnya.
Siaran pers UNICEF mengatakan bahwa alasan utama imigran asal Mesir dan Suriah itu adalah Suriah telah dilanda perang sipil berdarah selama lebih dari dua tahun sementara Mesir telah menderita instabilitas politik dan ekonomi lemah pada periode yang sama. Migran yang tiba dengan perahu sembunyi-sembunyi di negara-negara Uni Eropa yang dinilai untuk melihat apakah mereka memiliki alasan yang tulus untuk mencari suaka di Eropa.
(bbc.co.uk)
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...