Enstein: Hidup Ibarat Mengendarai Sepeda
SATUHARAPAN.COM Hidup ibarat orang mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kita harus tetap melaju. Demikianlah Enstein pernah berujar. Ketangkasan mengoordinasikan anggota tubuh itulah yang memampukan kita tetap seimbang mengendarai sepeda tanpa terjatuh. Dan untuk itu, kita harus tetap mengayuh.
Secara sederhana, Einstein menyamakan perjalanan hidup manusia di dunia dengan proses mengendarai sepeda. Dunia ini adalah jalan yang harus dilalui manusia. Selama masih berada di dunia, kita pasti akan menemui rintangan atau hambatan tak terduga.
Dunia yang terus mengalami perubahan di sana-sini sering menimbulkan ketidaknyamanan. Pada kenyataannya perubahan itu sering kali di luar kendali kita. Tetapi, tak ada jalan lain bagi kita, kecuali terus melaju agar tidak jatuh. Terus bergerak maju, mengarahkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin.
Persoalannya, sering kali memang bukan pada yang di luar kita. Kita sering tergoda untuk berhenti, mencoba menikmati keinginan mata di kanan dan kiri jalan kehidupan. Jika ini yang terjadi, ketidakseimbangan hidup tinggal menunggu waktu untuk terjadi. Kejatuhan di tengah perjalanan hidup di dunia bisa terjadi kapan saja.
Namun, jatuh bukanlah aib. Yang aib ialah jatuh, tetapi tidak mau bangkit dan meneruskan perjalanan. Yang paling gawat ialah tidak mau bangkit, tetapi malah menyalahkan orang lain yang membuat kita jatuh.
Tahun 2013 telah lewat. Berapa kali sudah kita terjatuh? Mari kita teruskan perjalanan pada 2014! Sebab hidup adalah perjalanan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...