Ephorus HKBP Kecam Donald Trump
MEDAN, SATUHARAPAN.COM - Ephorus atau pemimpin tertinggi Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pendeta WTP Simarmata, mengecam keras seruan yang dilontarkan kandidat calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, untuk melarang umat Muslim masuk ke Amerika Serikat.
Pendeta WTP Simarmata mengatakan gagasan anti-Muslim itu sangat berbahaya dan menunjukkan sikap arogan dan diskriminatif. Ia juga mengatakan Trump tidak akan terpilih jadi presiden AS karena pandangan berbahayanya itu.
Simarmata mengungkapkan seruan itu dalam kapasitasnya sebagai Presiden (atau moderator) Dewan Gereja-gereja Asia (Christian Conferencew of Asia, CCA), dalam sebuah wawancara dengan koran Sumatera Utara, Sinar Indonesia Baru (SIB) yang kemudian disiarkan oleh situs resmi gereja itu hari ini (16/12).
"Jadi saya sebagai Presiden Gereja-gereja di Asia menyesalkan dan mengecam keras sikap seorang bakal calon Presiden AS Donald Trump yang melarang umat muslim ke AS," kata Simarmata, seusai berkhotbah di sebuah komunitas Batak di Medan pada hari Sabtu (12/12).
Simarmata mengatakan, sebagai presiden CCA dirinya akan menyurati Trump melalui kedubes RI di AS dan melalui kedubes AS di Indonesia, untuk menyampaikan kecaman.
Simarmata menegaskan bahwa seorang calon tokoh global seperti Trump tidak semestinya memiliki pola pikir yang arogan dan diskriminatif. Pandangannya itu ia nilai berbahaya.
Simarmata mengingatkan bahwa AS merupakan negara yang dibangun para pendatang dari berbagai bangsa, ras dan agama. Latar belakang demikian lah yang membuat AS menjadi negara besar.
"Dia lupa kalau Amerika itu dibangun dengan para pendatang. Dari berbagai suku bangsa, agama, dan ras, sehingga Amerika itu besar seperti yang ada sekarang," kata Simarmata.
Ia mengimbau agar warga Sumatera Utara, khususnya umat HKBP, mengesampingkan sikap Trump. Trump, di mata dia, telah gagal menghargai perbedaan dan mempererat persaudaraan, atau menciptakan suasana yang damai.
"Saya yakin dia tidak akan terpilih karena dia memiliki pola pikir yang seperti itu. Sekali lagi saya sangat keras mengecam itu," kata dia.
Dewan Gereja-gereja Asia adalah kumpulan gereja-gereja Kristen Protestan dan Ortodoks di Asia dan sejumlah gereja di Pasifik yang karena berbagai pertimbangan merasa lebih dekat dengan Asia. Nama resminya dalam bahasa Inggris adalah Christian Conference of Asia (CCA). CCA didirikan di Parapat, Sumatera Utara, dengan nama East Asia Christian Conference atas inisiatif gereja-gereja, Dewan Gereja-gereja nasional, dan Dewan Kristen nasional dari berbagai negara dalam pertemuan pertama mereka pada 17-25 Maret 1957. Organisasi ini diresmikan pada Sidang Rayanya yang pertama di Kuala Lumpur, 14-24 Mei 1959.
Pada tahun 1971 lembaga ini mengalami perubahan besar mengingat perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan Asia. Akibatnya, pada Sidang Raya 1973 di Singapura, namanya diubah menjadi Christian Conference of Asia dan anggaran dasarnya pun disesuaikan
Sedangkan HKBP merupakan gereja protestan terbesar di Indonesia dan organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Gereja yang resmi berdiri pada Senin, 7 Oktober 1861 ini memiliki anggota jemaat sekitar 4,5 juta di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, dan di negara bagian Colorado.
Berdasarkan data 2012, HKBP mempunyai 1.519 pendeta, 175 calon pendeta, 428 guru jemaat, 36 calon guru jemaat, 408 bibelvrouw, 43 calon bibelvrouw, 284 diakones, 29 calon diakones. Keseluruhan pelayan dan calon pelayan berjumlah 2.922 orang.
Berkantor pusat di Pearaja, Kabupaten Tapanuli Utara, sekitar 1 km dari pusat kota, Tarutung, pemimpin tertingginya adalah Ephorus. Gereja ini menjadi salah satu anggota dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swis.
Editor : Eben E. Siadari
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...