Erdogan Dituduh Gunakan Kudeta untuk Agenda Ikhwanul Muslimin
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggunakan kudeta gagal sebagai dalih untuk mengimplementasikan agenda kelompok Islamis garis keras Ikwanul Muslimin.
Dalam wawancara dengan kantor berita resmi Kuba, upaya Erdogan bersama kelompok ekstrimisnya itu dinilai Bashar al-Assad membahayakan Turki dan negara tetangga.
“Jadi, ia menggunakan kudeta untuk melaksanakan agenda ekstrimisnya, agenda Ikhwanul Muslimin di Turki. Itu berbahaya bagi Turki juga untuk negara-negara tetangga, termasuk Suriah,” kata Presiden Bashar al-Assad pada kantor berita Kuba Prensa Latina, hari Kamis (21/7).
Assad dan Erdogan pernah menjadi bersekutu dekat, namun memburuk setelah awal konflik Suriah pada tahun 2011. Damaskus menuduh Ankara memicu perang saudara di Suriah dengan memberi bantuan pada pemberontak Islamis dan memberi jalan bagi pejuang asing menyeberang masuk ke Suriah.
Pembersihan yang dilakukan terhadap kalangan akademisi, hakim-hakin dan masyarakat sipil Turki menurut Assad menunjukkan niat nyata penerapan agenda Erdogan bersama kelompok Ikwanul Musliminnya.
Usai kudeta gagal, lebih dari 50.000 orang telah ditangkap, dipecat atau dicopot dari jabatannya. Turki mencopot lebih dari 2.700 hakim, lebih dari 1.500 dosen dan lebih dari 15.000 pegawai di sektor pendidikan.
“Apakah yang dilakukan universitas, para hakim dan masyarakat sipil yang berhubungan dengan kudeta? Jadi, itu mencerminkan niat jahat Erdogan dan bukti nyata tujuan yang ingin dicapai. Penyelidikan belum dilakukan, bagaimana mereka bisa mengambil keputusan untuk menyingkirkan mereka semua?
"Kami tidak ikut campur, kami tidak akan membuat kesalahan dengan mengatakan apakah Erdogan harus mundur atau tidak. Itu adalah masalah Turki dan rakyat Turki harus memutuskan," kata dia. (sana.sy)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...