Erdogan Ingin Perbaiki Hubungan dengan Uni Eropa
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan Turki ingin membuka lembaran baru dalam hubungan dengan Uni Eropa.
Dia mengatakan itukepada Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pembicaraan dengan video Turki. Sementara Pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussel pekan lalu memutuskan untuk menyusun daftar target sanksi Turki atas "tindakan dan provokasi sepihak" Ankara di Mediterania timur, yang diyakini kaya akan sumber daya energi.
"Presiden Erdogan dalam pertemuan itu mengatakan Turki ingin membuka halaman baru dalam hubungannya dengan UE, karena ia berterima kasih kepada Merkel atas kontribusi konstruktif dan upayanya dalam hubungan Turki-UE," kata presiden, hari Jumat (18/12).
Erdogan mengatakan ada "jendela peluang" baru bagi hubungan Turki-UE untuk memperkuat, tetapi beberapa negara "mencoba untuk menciptakan krisis" yang akan merusak "agenda positif ini", tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Dia tidak menyebutkan negara mana, tetapi Turki telah berselisih dengan negara anggota UE, Yunani dan Siprus yang didukung oleh Prancis, di Mediterania timur.
Turki dan Yunani sebelumnya menyetujui diskusi tentang perairan yang disengketakan tetapi tidak ada yang konkret yang terjadi. Erdogan menuduh Yunani melarikan diri dari pembicaraan, tetapi bersikeras bahwa sikap Turki "konstruktif".
Dia juga menyerukan pembaruan pada kesepakatan 2016 yang bertujuan untuk memotong migrasi ke Eropa dengan imbalan bantuan keuangan, yang menurutnya akan menjadi "kunci menuju agenda positif."
Uni Eropa pada hari Kamis mengatakan telah mengalokasikan dana untuk Turki sebesar enam miliar euro penuh yang dijanjikan untuk pengungsi dalam perjanjian tersebut. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...