Erdogan Keluarkan Dekrit untuk Kendalikan Militer
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan dekrit presiden terbaru pada hari Minggu (31/7), yang memutuskan perubahan besar di komando militer Turki, dalam putaran pembersihan terbaru menyusul kudeta gagal.
Dekrit ini memberi kewenangan pada presiden dan perdana menteri untuk mengeluarkan perintah langsung kepada komandan angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut.
Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan pada hari Senin (1/8), dekrit tersebut bertujuan untuk mencegah angkatan bersenjata digunakan lagi untuk kudeta.
Selain itu Presiden memberhentikan hampir 1.400 personel militer, termasuk seorang ajudan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Pengumuman yang dipublikasikan media pemerintah itu disampaikan seiring dengan upaya Erdogan untuk memperkuat kekuasaannya di negara tersebut dengan mengendalikan pasukan bersenjata dan badan intelijen.
Sekelompok pembangkang dalam militer melakukan upaya kudeta untuk menggulingkan Erdogan yang sejak saat itu menggelar operasi penindakan besar-besaran pada mereka yang dicurigai terlibat.
Ajudan Erdogan Ali Yazici, yang ditangkap lima hari setelah kudeta pada 15 Juli, termasuk di antara 1.389 orang yang diberhentikan sesuai dengan dekret baru yang diumumkan media pemerintah.
Ajudan kepala staf Hulusi Akar, Levent Turkkan, dan asisten pribadi Menteri Pertahanan Fikri Isik, Tevfik Gok, juga dipecat.
Kantor berita pemerintah Anadolu melaporkan para tentara dipecat karena diduga terlibat dalam gerakan yang dipimpin ulama Fethullah Gulen, yang dituding Ankara mendalangi kudeta.
Gulen, yang tinggal di Amerika Serikat, membantah tuduhan dan mengecam kudeta itu. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...