Erdogan Tuding Barat di Belakang Kudeta Turki
ANKARA, SARTUHARAPAN.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh negara-negara Barat mendukung terorisme dan komplotan kudeta. Hal itu mengungkapkan ketidak-sukaannya pada kurangnya dukungan yang memuaskan dari sekutu Turki di Barat setelah kudeta yang gagal pada 15 Juli.
"Sekarang saya bertanya, apakah Barat memberikan dukungan kepada teror atau tidak? Apakah Barat di sisi demokrasi atau di sisi (kelompok) kudeta dan teror? Sayangnya, Barat memberikan dukungan kepada teror dan berdiri di sisi kudeta," kata Erdogan, seperti dikutip media Turki, Hurriyet. Dia berpidato di depan investor internasional pada hari Selasa (2/8) di Ankara.
Ketidak-sukaan Erdogan pada Barat, terutama sejumlah negara Eropa dimulai dalam perang melawan teror dan diperdalam oleh kurangnya dukungan untuk pemerintah Turki menghadapi kudeta yang gagal.
"Kami belum menerima dukungan yang kami harapkan dari teman-teman kami, baik selama maupun setelah usaha kudeta," katanya.
Erdogan menyesalkan bahwa tidak ada pemimpin Barat yang datang ke Turki untuk menyampaikan bela sungkawa dan menunjukkan solidaritas dengan rakyat Turki. "Ini cukup dengan melihat laporan yang dikeluarkan selama dan setelah kudeta."
Larangan Pidato
Laporan yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat lebih mengecam dan khawatir pada tindakan sewenang-wenang tentang langkah pemerintah Turki terhadap kelompok Gülenists. Yang dimaksud adalah pendukung ulama Islam Fethullah Gulen yang dituduh mendalangi kudeta.
Erdogan meminta semua politisi Eropa untuk datang ke Turki dan melihat parlemen, Departemen Kepolisian Nasional dan fasilitas negara lain yang dibom oleh komplotan kudeta.
"Sebuah kudeta dilakukan di negara yang diperintah dengan demokrasi, dan ada 238 martir, serta 2.200 orang terluka. Anda masih mengatakan, ‘kami prihatin.’ Bagaimana Anda bisa menunjukkan kasih sayang kepada pelaku seperti itu?" Kata Erdogan.
Erdogan secara khusus menuding Jerman yang melarang dia berpidato melalui konferensi video dengan massa pengunjuk rasa di Cologne, Jerman, akhir pekan lalu.
Mempertanyakan Keterlibatan Gulen
Turki juga kecewa dengan komentar yang mempertanyakan keterlibatan Fethullah Gulen dalam kudeta. "Dokumen telah dikirim ke Amerika Serikat. Ketika Anda meminta penyerahan teroris, kami tidak meminta dokumen dari Anda," kata Erdogan. Hal ini terkait harapan Turki untuk ekstradisi Gulen dari AS.
Sementara itu, mantan panglima militer Turki, Ä°lker Basbug, yang dikutip Hurriyet menyebutkan bahwa ada Pusat Intelijen AS (CIA) berada di balik kudeta yang diyakini dilakukan terhadap partai berkuasa di Turki (AKP / Partai Keadilan dan Pembangunan) oleh kelompok Organisasi Teroris Fethullahist (FETO).
Ada dukungan asing dalam pemberontakan ini, katanya. Dalam sebuah pernyataan di CNN Turk, basbug, mengatakan bahwa CIA merencanakan menggunakan FETO untuk merugikan Angkatan Bersenjata Turki (TSK). Dia mengatakan bahwa anggota FETO yang menyusup ke dalam TSK tidak bertindak sendirian.
Bukan Kemalist
Perdana menteri Turki, Binali Yildirim, mengatakan bahwa tak satu pun dari pelaku kudeta adalah Kemalist. Dalam pertemuan anggota parlemen dari AKP, pada hari Selasa (2/8), dia mengatakan, ‘’Setiap upaya kudeta melukai ingatan pada Mustafa Kemal Atatürk dan Majelis Nasional yang melantiknya. Tak satu pun dari komplotan kudeta adalah Atatürkist atau Kemalis. Mereka bukan anggota angkatan bersenjata dan bahkan bukan milik negara ini," kata Yildirim.
Yildirim mengatakan telah menutup 35 lembaga kesehatan, 1.045 lembaga pendidikan, 104 yayasan, 1.125 asosiasi, 15 universitas, 29 serikat, federasi dan konfederasi, karena diduga terkait dengan kelompok FETO.
Namun pemimpin oposisi utama Turki, Partai Rakyat Republik (CHP)mengkritik penguasa AKP yang "memungkinkan terjadinya infiltrasi" FETO yang dituduh dalang kudeta.
"Mengapa Anda menutup mata? Mengapa Anda tidak melakukan apa yang diperlukan sampai hari ini?" tanya ketua CHP, Kemal Kilicdaroglu, dalam pertemuan kelompok parlemen dari partainya, hari Selasa (2/8).
PM Lebanon Minta Iran Bantu Amankan Gencatan Senjata Perang ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri sementara Lebanon pada hari Jumat (15/11) meminta Iran untuk...