Erdogan Tuding Gulen Dibalik Pembunuhan Dubes Rusia
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Recep Tayyip Erdogan, Rabu (21/12), untuk pertama kalinya mengatakan bahwa polisi Turki yang membunuh duta besar Rusia untuk Ankara adalah anggota kelompok yang dipimpin seorang ulama yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan dituding melakukan kudeta pada Juli.
“Tidak perlu merahasiakan fakta bahwa dia adalah anggota FETO,” ujar Erdogan dalam sebuah konferensi pers, dua hari setelah pembunuhan Duta Besar Andrei Karlov di Ankara.
Turki memulai aksi penindakan terhadap Organisasi Teror Fethullah (FETO) setelah kudeta pada 15 Juli yang ditujukan untuk menggulingkan Erdogan.
Namun, Erdogan mengatakan pembunuhan Karlov menunjukkan bahwa pendukung Gulen masih ada di dalam pasukan keamanan.
“Saya harus mengatakan ini dengan sangat jelas - organisasi kotor ini masih berada di dalam militer, masih di dalam kepolisian,” katanya.
“Kami tentu terus dan akan terus melakukan aksi penindakan,” tambahnya.
Namun, Kremlin, yang telah mengirim 18 penyidik Rusia ke Ankara, sebelumnya mengindikasikan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk mengumumkan pihak yang bertanggung jawab atas aksi tersebut.
“Dalam kasus ini rasanya masih terlalu dini untuk menetapkan kesimpulan sampai penyelidikan memberikan ketentuan - seperti yang presiden kami katakan - tentang siapa pelaku pembunuhan sang duta besar,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.(AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...