Erdogan Ultimatum AS: Pilih Turki atau FETO
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memberi ultimatum pada Amerika Serikat atas permintaan ekstradisi ulma Muslim Turki yang tinggal di AS, Fethullah Gulen, yang dituduh mendalangi upaya kudeta pada 15 Juli yang gagal.
Erdogan mengatakan hal itu, pada hari Rabu (10/8) di depan istana kepresidenan di Ankara. Erdogan dan sejumlah menterinya telah berkali-kali menyerukan agar AS mengekstradisi Gulen.
"Cepat atau lambat AS akan membuat pilihan. Turki atau FETO," kata Erdogan, seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu. Dia menyebut FETO, singkatan dari Organisasi Teroris Fethullahist.
"Entah (memilih) pelaku kudeta, teroris FETO atau negara demokratis Turki. (AS) harus membuat pilihan," katanya di salah satu lokasi serangan upaya kudeta. Sejak malam setelah kudeta gagal pada 15 Juli, setiap hari diselenggarakan unjuk rasa pro pemerintah Erdogan, dan pada kesempatan itu Erdogan menyampaikan pengumuman.
Erdogan memperingatkan warga untuk waspada terhadap pengkhianatan yang bisa datang dari mana saja dan oleh siapa saja. Dia menyerukan Turki untuk melindungi "demokrasi, kebebasan, dan masa depan negara.
Erdogan juga mengatakan kembali tentang kemungkinan hukuman mati dilaksanakan di Turki bagi mereka yang terlibat dalam kudeta, tapi menegaskan keputusannya ada di parlemen.
Pecat Ruibuan Hakim dan Jaksa
Sementara itu, situs berita Turki, Hurriyet, melaporkan bahwa Dewan pada Kejaksaan Agung dan mahkamah Agung Turki (HSYK) pada hari Rabu (10/8) memberhentikan sementara 648 hakim dan jaksa. Mereka bagian dari orang yang diselidiki atas tuduhan terlibat dengan FETO atau struktur negara paralel (PYD), yang diduga terlibat dalam kudeta.
Hari kamis (11/8) ini Dewan HSYK juga membahas pemberhentian tetap terhadap 2.851 hakim dan jaksa. Sejauh ini suda 3.489 hakim dan jaksa dipecat sejak terjadinya kudeta yang gagal pertengahan Juli.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...