Eropa Gagal Lagi Capai Kesepakatan Dana Talangan Yunani
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Putaran terakhir pembicaraan dana talangan antara Yunani dan Uni Eropa di Brussels, Minggu (14/6), telah gagal mencapai kesepakatan. Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan, yang terjadi malah menunjukan kesenjangan yang semakin signifikan antara Yunani dan kreditur.
Eropa ingin Yunani melakukan pemotongan belanja negara senilai 2 miliar euro atau sekitar 29 triliun rupiah demi mengamankan kesepakatan yang akan membuka dana talangan.
Wakil Perdana Menteri Yunani, Yannis Dragasakis, mengatakan, Athena masih siap bernegosiasi dengan pemberi pinjaman.
Dia mengungkapkan, usulan pemerintah Yunani yang telah disampaikan sepenuhnya sudah menutupi defisit fiskal seperti yang diminta.
Namun, Dragasakis menambahkan, Uni Eropa dan IMF masih ingin Yunani untuk memotong dana pensiun. Athena menyatakan tidak akan menerima usulan itu.
Seorang ekonom IMF, Olivier Blanchard, mengatakan, dalam sebuah posting blog, untuk mencapai kesepakatan sangat membutuhkan keputusan sulit, dengan pilihan dan komitmen yang sulit pula di antara kedua belah pihak.
Yunani mencoba untuk menyetujui kesepakatan pendanaan dengan Uni Eropa dan IMF sebelum akhir Juni untuk menghindari default.
Menteri Keuangan zona euro akan membahas Yunani ketika mereka bertemu pada Kamis (18/6). Pertemuan ini dianggap sebagai kesempatan terakhir Yunani untuk mencapai kesepakatan.
Juru bicara Komisi Eropa mengatakan, "Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker tetap yakin, dengan upaya reformasi kuat di sisi Yunani dan kemauan politik di semua sisi, solusi masih bisa ditemukan sebelum akhir bulan."
Sementara itu, Wakil Kanselir Jerman, Sigmar Gabriel, memperingatkan Yunani bahwa kesabaran negara-negara di seluruh Eropa telah habis di tengah perjuangan sulit Athena untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan kreditor mereka guna menghindari gagal bayar.
“Kami ingin membantu Yunani dan mempertahankan mereka di zona euro,” tulis Gabriel dalam sebuah komentar untuk harian Bild. Namun, ia melanjutkan, bukan hanya kehabisan waktu, tetapi seluruh negara di Eropa juga kehilangan kesabaran,”
“Di seluruh Eropa, telah ada sentimen yang kian berkembang: Cukup!”
Peringatan tersebut merupakan bentuk ungkapan terdalam Gabriel, kepala partai Sosial Demokrat yang merupakan mitra koalisi junior untuk pemerintahan konservatif Kanselir Angela Merkel.
Gabriel, yang juga merupakan menteri perekonomian, mengecam proses negosiasi Yunani dan memperingatkan bahwa Jerman dapat saja berhenti membantu Athena.
“Beberapa upaya terakhir untuk mencapai kesepakatan mulai membuat proses secara keseluruhan tampak konyol,” tulisnya, menurut kutipan dari artikel yang dipublikasikan pada Senin.
“Banyak orang merasa mereka dikendalikan oleh pemerintah Yunani.” (BBC/Ant/AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...