Eropa Khawatir dengan Situasi Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin negara-negara Eropa barat mengkhawatirkan kondisi Ukraina pascarusuh yang memakan korban sedikitnya 25 orang, Selasa (18/2) lalu. Perdana Menteri Inggris, Kanselir Jerman, dan Rusia mengungkapkan bahwa krisis di Ukraina tidak boleh meningkat.
Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Rabu (19/2) mengatakan dunia sedang mengawasi tindakan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych setelah bentrokan pengunjuk rasa dengan pihak pemerintah.
Cameron sangat mengkhawatirkan kejadian di Kiev.
Dia mengatakan bahwa meskipun kekerasan di pihak pemerintah dan demonstran “sangat tidak bisa diterima”, Yanukovych “memiliki tanggung jawab besar untuk menarik pasukan pemerintah dan meredakan situasinya”.
“Presiden Yanukovych harus tahu pasti bahwa dunia sedang mengawasi tindakannya dan pelaku kekerasan akan dimintai pertanggungjawabannya,” kata Cameron.
“Presiden harus berdialog dengan oposisi dan bekerja sama dengan semua pihak di Ukraina untuk menyetujui reformasi politik yang merefleksikan aspirasi demokratis dari rakyat Ukraina,” kata Cameron.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague akan menghadiri pertemuan darurat dengan para menteri luar negeri Uni Eropa pada Kamis (20/2), tempat masalah sanksi terhadap Pemerintah Ukraina akan dibahas.
Hague mengatakan Pemerintah Ukraina harus dimintai pertanggungjawaban atas kekerasan yang terjadi.
Hindari Eskalasi di Ukraina
Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan keduanya sepakat “untuk melakukan apa pun guna menghindari eskalasi kekerasan” di Ukraina.
Merkel menuturkan, ia telah “memberitahukan” kepada Putin tentang rencana mengutus menteri luar negeri Polandia, Jerman, dan Prancis ke Kiev, pada Kamis pagi.
“Kami memutuskan untuk tetap berkomunikasi erat dengan Rusia,” katanya, menambahkan bahwa “segalanya harus dilakukan untuk menciptakan proses politik” di Ukraina.
Merkel berbicara bersama Presiden Prancis Francois Hollande dan ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso setelah pembicaraan di Paris.
Barroso menuturkan telah berbicara kepada Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dan mendesaknya untuk terlibat dalam “dialog politik yang tulus dan konstruktif dengan oposisi.”
Ia juga mengatakan “kekerasan bukan jawaban” dari krisis politik Ukraina.
“Saya berharap Presiden Yanukovych dapat memiliki jawaban yang nyata atas sejumlah pesan dari Uni Eropa,” kata Barroso.
Kanada Tutup Kedutaan di Ukraina
Kanada pada Rabu menutup kedutaannya di Kiev pascabentrokan antara demonstran dan polisi antihuru-hara.
“Sebagai pencegahan keamanan, dan untuk memastikan perlindungan semua staf, kedutaan kami di Kiev akan ditutup hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Adam Hodge.
Sehari sebelumnya, demonstran antipemerintah memasuki ruang tunggu kedutaan Kanada guna mencari perlindungan.
Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan: “Kami harap mereka dapat meninggalkan kedutaan dengan selamat, bebas dari intimidasi, penangkapan atau pelecehan lebih lanjut.”
Namun, otoritas pada Rabu menolak mengatakan apakah kelompok tersebut masih berada di sana atau sudah pergi.
Kanada memiliki diaspora Ukraina yang besar – ada 1,2 juta warga Kanada keturunan Ukraina, menurut data sensus terbaru. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...