Eropa Sepakat Bertanggung Jawab Terhadap Pengungsi
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Eropa telah melakukan kesepakatan untuk bertanggung jawab terhadap pengungsi, kata Presiden Prancis Francois Hollande di London setelah para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat pada Selasa (22/09) untuk merelokasi 120.000 pengungsi di seluruh blok tersebut.
“Eropa telah melakukan tanggung jawabnya. Mereka mampu melakukan ini tapi dengan syarat dan dengan aturan, dan itulah yang diserukan Prancis,” ujar Hollande kepada para wartawan.
Dia berbicara setelah para menteri Uni Eropa sepakat untuk merelokasi 120.000 pengungsi di antara 28 negara anggota blok tersebut.
Eropa berupaya untuk mengoordinasikan responsnya menghadapi arus masuk imigran dan pengungsi dalam jumlah yang sangat besar dari negara-negara perang seperti Suriah.
“Bisakah kita mengatur 120.000 orang di dalam satu benua yang berpenduduk 450 juta orang Kami akan menunjukkan bahwa kami bisa melakukan ini, dan pada saat yang sama kami memiliki aturan. Kami telah mengambil tanggung jawab ini, yang merupakan bentuk solidaritas,” tambah Hollande.
Rencana tersebut sempat mendapat penentangan keras dari Republik Ceko, Hongaria, Rumania dan Slowakia, yang menekankan bahwa Komisi Eropa tidak memiliki hak untuk mewajibkan mereka menampung pengungsi.
Komentar Hollande disampaikan setelah rombongan pengungsi pertama dari Suriah yang diterima di bawah program penampungan pengungsi tiba di Inggris, yang bebas dari kebijakan imigrasi dan suaka UE.
Pada hari Selasa (22/9), kepala pengungsi PBB menyerukan negara-negara Eropa untuk menunjukkan solidaritas dalam respon mereka terhadap krisis pengungsi terburuk di benua itu sejak Perang Dunia II, menjelang pembicaraan darurat yang dilaksankan pada Rabu (23/9).
"Tidak ada cara untuk menyelesaikan krisis dimensi ini jika setiap negara bertindak sendirian dan hanya berdasarkan kepentingan sendiri," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Antonio Guterres yang disiarkan oleh Portugal RTP.
"Ratusan ribu pengungsi telah tiba di Eropa sejak awal tahun," kata Guterres yang juga mantan perdana menteri Portugis.
"Tapi Uni Eropa menghitung 500 juta jiwa. Jika ada kebijakan nyata solidaritas, masalah akan mudah ditangani." (middleeasteye.net/AFP)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...