Erupsi Gunung Kelud, Pengungsi di Ngancar dan Wates Aman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hujan di puncak Gunung Kelud pada Selasa, (18/2) mengkhawatirkan. Jutaan meter kubik material vulkanik, berubah menjadi lahar dingin yang membanjiri aliran sungai di sekitar gunung. Namun, Haris Rudiyanto, relawan yang membantu pengungsi di Kecamatan Ngancar dan Wates, Kediri, mengungkapkan pengungsi di daerahnya, aman.
Kepada satuharapan.com Rabu (19/2) ia mengatakan, “Pengungsi di Kecamatan Wates dan Ngancar aman.” Ada 1.532 warga dari Kecamatan Ngancar di lereng Gunung Kelud yang mengungsi. Di Kecamatan Wates, ada 1.605 jiwa.
Pada Selasa (18/2) malam, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat untuk mewaspadai banjir lahar dingin ini. Sutopo menjelaskan hujan deras yang mengguyur wilayah Gunung Kelud, Selasa, sejak pukul 15.00 WIB, telah menyebabkan banjir lahar dingin di sungai-sungai di daerah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.
Lahar dingin tersebut membawa material pasir, batu, dan kayu. "Tentu saja 50 juta meter kubik tersebut tidak akan terjadi sekaligus. Tergantung dari hujan yang terjadi," ia menjelaskan.
BNPB mencatat setidaknya ada lima rumah dan satu musala yang kini terendam banjir lahar dingin. Kendati demikian, tidak ada korban jiwa dari banjir lahar dingin tersebut.
Sementara itu di Kabupaten Malang, banjir lahar dingin terjadi di Sungai Sono dan Sungai Sambong, yang kemudian mengakibatkan putusnya satu jembatan kecil yang menghubungkan antara Dusun Pait, Kutut, Klangon, Munjung, Sedawon dengan Desa Pandansari.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...