Eugenie Bouchard Berpeluang Ungguli Sharapova
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Petenis muda putri Kanada, Eugenie Bouchard berpeluang menyabet gelar petenis muda putri terkaya melampaui Maria Sharapova yang merebut gelar tersebut sejak 2009. Kepastian ini akan dia dapatkan apabila pada final yang akan dihelat Sabtu (5/7) sore WIB, di All England Lawn Tenis and Croquet Club, London, mengalahkan Petra Kvitova (Republik Ceska).
Bukan tanpa alasan Daily Mail menyebut Bouchard akan menjadi petenis putri terkaya karena hadiah di Wimbledon 2014 ini 880.000 poundsterling atau 2,16 triliun rupiah. Daily Mail pada bulan lalu telah merilis bahwa kekayaan Bouchard lebih dari 8 triliun rupiah.
Saat ini Sharapova masih menduduki posisi puncak dengan total kekayaan 29 juta dollar AS (14 triliun rupiah) pada tahun lalu (menurut majalah Forbes).
Bouchard asal Montreal, Kanada itu menang straight set 7-6 (7-5), 6-2. Di final sudah menunggu juara Wimbledon 2011 Petra Kvitova.
Bouchard, unggulan ke-13, menjuarai Wimbledon junior pada 2012 dan sukses masuk ke semifinal di dua Grand Slam pertamanya di Australia dan Perancis.
Bagi Bouchard saat ini berkesan bagi dirinya, karena apabila mengalahkan Kvitova akan membawanya masuk 10 besar petenis putri dunia versi WTA (Asosiasi Tenis Wanita Dunia).
“Aku sangat senang. Ini final Grand Slam pertamaku dan aku cuma akan berusaha memberikan semuanya. Aku tak akan pernah bilang aku terkejut karena aku sudah bekerja keras untuk ini dan inilah hasil jangka panjangnya. Aku selalu ingin jadi lebih baik dan fokus,” kata Bouchard.
Sam Duvall, selaku agen, memiliki penilaian bahwa petenis berusia 20 tahun tersebut akan menjadi petenis terkenal dunia.
“Dia punya kepribadian, permainan, dan penampilan, yang baik, dia bisa berbicara dalam dua bahasa (Prancis dan Inggris) dan itu akan menjadi keuntungan besar baginya. Penggemar di Australia mencintainya, fans Prancis mencintainya dan itu sangat jarang terjadi,” kata Duvall.
“Saya benar-benar berpikir dia memiliki kemampuan untuk menjadi lebih berharga daripada Maria (Sharapova). Dia berbicara dua bahasa di mana empat grand slam yang dimainkan. Maria adalah idola Genie (panggilan Eugenie Bouchard) ketika ia masih muda, tapi sekarang mereka adalah pesaing,” lanjut Duvall.
Duvall menasihati bahwa Bouchard tetap harus optimis dan tenang menghadapi partai puncak, Duvall tak ingin Bouchard berakhir seperti ikon tenis wanita pada 1990-an, Anna Kournikova, laris sebagai bintang iklan, tapi sering diejek karena dia tidak pernah benar-benar memenangkan gelar WTA. (dailymail.co.uk/guardian.co.uk/wikipedia.org).
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...