Europol Peringatkan Kemungkinan Serangan Teror

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM – Badan polisi Eropa memperingatkan tentang kemungkinan jaringan teror, seperti ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), menyerang sasaran di Eropa dengan bom mobil.

Serangan militan Islam di Eropa memang belum menggunakan bahan peledak buatan, komersial atau dari militer seperti yang digunakan di Suriah atau Irak, kata laporan Europol, hari Jumat (2/12) yang dikeluarkan oleh The Hague.

Namun badan itu memperingatkan terkait fakta bahwa teknik-teknik serangan yang dilakukan di Timur Tengah cenderung ditiru oleh teroris yang beroperasi di Eropa... bisa terjadi kelompok jihad akan menggunakan cara ini pada tahap tertentu, katanya seperti dikutip AFP.

Pada November 2015, militan Islam membunuh 130 orang di konser Bataclan, beberapa restoran dan bar di Prancis. Di Belgia, pembom bunuh diri menyerang bandar udara Brussels dan stasiun metro dekat markas Uni Eropa pada 22 maret, membunuh 22 orang.

Laporan setebal 14 halaman itu mengungkapkan tentang metode dan taktik yang digunakan ISIS. Para ahli kontra teror khawatir bahwa konflik bersenjata di Libya bisa berkembang menjadi batu loncatan kedua ISIS, setelah Suriah, untuk melakukan serangan di Afrika Utara dan Eropa.

Libya terus dirundung kekerasan dan ketidakstabilan politik sejak pemberontakan pada 2011 yang menggulingkan Presiden Moamar Kadhafi. ‘’Para ahli menduga ISIS mulai merencanakan serangan dan pengiriman militan ke Libya pada fase ini, dengan fokus pada menguasai wilayah dan musuh lokal,’’ katanya.

Dalam tahun 2015, keamanan Eropa menangkap 667 tersangka terjait kegiatan militan ISIS, menurut laporan itu. Walikota Vilvoorde, Belgia, Hans Bonte, dikutip AFP, mengatakan bahwa negaranya  kembali berada dalam ancaman teror. Dia menyebutkan tentang adanya ‘’perintah’’ untuk menyerang Eropa dengan bom mobil.

Editor : Sabar Subekti