Eva Kusuma Sundari: Indonesia Mengalami Defisit Demokrasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hal yang terjadi sehari-hari sebenarnya adalah politik. Ketika sedang memperjuangkan hak untuk membeli pakaian atau pergi ke bioskop sebenarnya merupakan tindakan politik. Anggota Komisi III DPR-RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari juga menjelaskan bahwa politik tidak melulu sesuatu seperti yang dikontruksikan di layar TV.
Penjelasan Eva Kusuma Sundari itu disampaikan di diskusi panel bertema ‘Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat’ di SMA Santa Ursula Jakarta pada hari Sabtu (5/10).
Tanpa ada politik maka mustahil Indonesia bebas dari kolonialisme. Ketika politik itu kotor, selalu berhubungan dengan soal uang, politik hanya untuk orang kaya, dan politik itu mainannya pejabat maka mustahil buat Indonesia merdeka. Politik yang kotor dan egois itu tidak ada dalam pikiran founding fathers Indonesia. Founding fathers Indonesia berjuang secara politik karena kecintaannya kepada bangsa dan negara. “Jadi teman-teman harus bisa melihat mana politik yang benar.” Kata Eva Kusuma Sundari kepada para peserta diskusi panel.
Menurut Eva Kusuma Sundari yang terjadi di Indonesia saat ini adalah defisit demokrasi. Defisit demokrasi terjadi karena tidak ada orang-orang baik yang mau berpolitik di DPR. Hal ini disebabkan karena kontruksi bahwa politik itu kotor. Padahal banyak hal baik yang bisa diperjuangkan secara politik seperti advokasi korban trafficking, mendorong pemenuhan anggaran kesehatan, maupun perlindungan saksi dan korban Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...