Evangelii Gaudium: Penginjilan di Tengah Sekularisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kondisi Eropa dan Amerika yang jatuh pada sekularisme membutuhkan penginjilan ulang. Hal ini menjadi latar belakang semangat pembaruan penginjilan seperti dimaksudkan dalam ‘Evangelii Gaudium’.
Romo A Eddy Kristiyanto OFM mengemukakan dalam seminar ‘Evangelii Gaudium’ di Jakarta pada Minggu (8/6) bahwa pembaruan penginjilan ini tidak saja melibatkan kaum kecil, lemah, miskin, dan tersingkir. Tetapi, juga berdialog dengan komunitas yang lain, Kristen non-Katolik, Muslim, bahkan ateis.
Alumni Sejarah Gereja di Universitas Gregoriana Roma ini menjelaskan dalam seminar yang diselenggarakan Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) Santo Paulus Jakarta bahwa ekshortasi apostolik ‘Evangelii Gaudium’ ditulis sebagai pesan tentang aspek-aspek khusus kehidupan & ajaran gereja. “Ini arti ekshortasi. Ini sudah berkali-kali dalam tradisi Gereja.”
‘Evangelii Gaudium’ ditulis setelah sinode para uskup dua tahun lalu. Sinode itu mengulas tentang semangat pembaruan penginjilan sebagai cara memancarkan iman.
“Sinode ini membuat rekomendasi, mendesak Paus Fransiskus menulis ekshortasi apostolik.”
Ekshortasi apostolik yang ditulis Paus Fransiskus ‘Evangelii Gaudium’ (Sukacita Injil) itu bertujuan untuk mendorong pemakluman Injil dengan penuh sukacita ke seluruh dunia.
“Siapa pun yang pernah dibaptis berkewajiban untuk mewartakan kabar sukacita Injil,” kata Romo A Eddy Kristiyanto OFM. Ditambahkannya, dokumen kepausan itu menjadi terasa penting saat ini karena “akhir-akhir ini semangat untuk mewartakan Injil itu loyo, seperti kehabisan semangat.”
Berita terkait Evangelii Gaudium bisa dibaca di: Eksortasi Apostolik Paus Fransiskus, Tantangan Sekaligus Ajakan dan Paus Keluarkan Dokumen Terkait Reformasi, Desentralisasi dan Peran Perempuan di Gereja.
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...