Yerusalem Menjadi Ibu Kota Pariwisata Islam
ISRAEL PALESTINA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi Kerjasama Islam (Organization of Islamic Cooperation, dahulu Organisasi Konferensi Islam) menyebut Yerusalem sebagai ibu kota pariwisata Islam untuk 2016.
Seperti dilansir dari theblaze.com pada Minggu (8/6), kantor berita Palestina Ma'an melaporkan Menteri Palestina Urusan Agama Mahmoud Habbash menunjukkan langkah itu untuk memecahkan kepungan Israel atas tempat-tempat suci di Yerusalem.
Israel merebut Yerusalem timur dari Yordania pada Perang 1967 setelah diserang negara-negara Arab di sekitarnya. Situs paling suci dalam agama Yahudi, Bait Allah Kedua dan sisa Tembok Ratapan bagian barat menjadi bagian dari Israel saat ini. Bait Allah, tempat Bait Pertama dan Kedua, dianggap sebagai situs paling suci ketiga dalam agama Islam dan dikenal dalam bahasa Arab sebagai Haram al Sharif.
Israel mempertahankan seluruh kota Yerusalem sebagai ibukotanya dan mengatakan tidak akan pernah berbagi kota itu. Orang-orang Palestina berharap Yerusalem timur akan menjadi ibukota negara mendatang.
Menteri Palestina itu menuduh Israel berusaha menyembunyikan identitas Arab dan Islam di Yerusalem.
"Yerusalem adalah ibukota religius dan politik Palestina," kata Habbash pada Kamis. Dia berharap dengan menandainya secara Islami akan mendorong para pejabat Muslim untuk mengunjungi Yerusalem dengan jumlah lebih besar.
Palestina dan ulama Islam di Timur Tengah sudah bertahun-tahun menuduh Israel meng-Yahudi-kan Yerusalem. Menurut Alkitab, Raja Daud mendirikan Yerusalem sebagai ibukota bagi orang Israel. (theblaze.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...