FAA Larang Maskapai AS Beroperasi di Israel
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Federal Aviation Administration (FAA), melarang maskapai Amerika Serikat melakukan penerbangan menuju dan dari Israel, setidaknya dalam 24 jam di tengah kekhawatiran akan keamanan yang dipicu krisis Gaza.
Badan pemerintah AS itu pada Selasa (22/7) mengatakan, larangannya hanya berlaku untuk maskapai udara AS, dan “instruksi lebih lanjut” akan diumumkan “secepatnya ketika kondisi memungkinkan”.
Delta, US Airways dan United Airlines, sebelumnya menangguhkan penerbangan menuju dan dari Ben Gurion International Airport di Tel Aviv, di tengah banyaknya laporan serangan roket di dekat lokasi tersebut. Terutama setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza menghantam bagian utara bandara Ben Gurion Tel Aviv, pada Selasa, (22/7) ungkap kepolisian, “Sebuah rumah hancur dalam serangan roket di wilayah Kiryat Ono Yehud, beberapa kilometer dari bandara,” tutur juru bicara Luba Samri kepada AFP.
Otoritas Penerbangan Federal AS, kemudian melarang penerbangan, baik menuju atau pun dari negara Yahudi itu, yang tengah dalam konflik dua pekan berdarah, melawan militan Gaza.
Air France dan Lufthansa, membatalkan penerbangan mereka tak lama kemudian.
“Karena situasi yang sangat berbahaya akibat konflik bersenjata di Israel dan Gaza, semua operasi penerbangan maskapai AS menuju atau dari Ben Gurion International Airport , dilarang hingga pengumuman lebih lanjut,” menurut Notice to Airmen FAA, atau NOTAM, yang diterbitkan tak lama setelah pukul 16.00 GMT.
Dalam pernyataannya, FAA mengatakan pihaknya segera memberitahukan maskapai AS, ketika mengetahui serangan roket tersebut, dan mengimbau mereka, bahwa NOTAM sedang diberlakukan.
Sebelum NOTAM dikeluarkan, Delta mengumumkan telah mengalihkan penerbangan menuju Tel Aviv ke Paris, setelah “laporan roket atau puing-puingnya” berserakan di dekat lokasi bandara.
“Delta, berkoordinasi dengan US Federal Aviation Administration, melakukannya untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelanggan dan karyawan kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara US Airways mengatakan kepada AFP lewat Twitter, bahwa pihaknya telah membatalkan penerbangan Selasa, (22/7), dari Philadelphia menuju Tel Aviv “dalam menanggapi masalah keamanan” di bandara Ben Gurion.
Dan United mengatakan, “Kami menangguhkan operasi menuju atau dari Tel Aviv sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kami akan terus mengevaluasi situasi di sana.”
Maskapai Besar Eropa Tangguhkan Penerbangan ke Israel
Sementara itu, sejumlah maskapai besar Eropa pada Selasa, (22/7), mengikuti rekan Amerika Serikat mereka dengan menangguhkan penerbangan ke Israel, karena kekhawatiran keselamatan di tengah konflik yang memanas di Gaza.
Air France mengatakan, pihaknya menangguhkan layanan penerbangan ke Ben Gurion International Airport, hingga pemberitahuan lebih lanjut, sementara Lufthansa Jerman menyebutkan mereka menghentikan penerbangan selama 36 jam.
Lufthansa mengatakan, bahwa langkah tersebut diambil "demi keamanan para penumpang dan kru "di tengah "situasi yang tidak stabil", hal ini juga memengaruhi anak perusahaannya Austrian Airlines, Germanwings dan Swiss,
Maskapai Jerman itu menyebutkan, bahwa mereka beroperasi hingga 10 kali penerbangan setiap hari ke Tel Aviv dari Berlin, Frankfurt, Munchen, Wina dan Zurich.
“Penumpang yang terkena dampak dari penangguhan, bisa mendapatkan uangnya kembali atau menukar tiket mereka, “katanya.
Air France mengungkapkan, langkah itu akan memengaruhi tiga kali penerbangannya setiap hari ke Tel Aviv, dari bandara Charles de Gaulle Paris, serta tiga kali per pekan dari Marseille dan empat penerbangan per pekan dari Nice.
Brussels Airlines membatalkan satu penerbangan pada Selasa, (22/7), malam dan tiga penerbangan pada Rabu (23/7). Maskapai besar Amerika Serikat, US Airways dan United Airlines, mengatakan bahwa mereka juga membatalkan layanan ke Ben Gurion. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...