Facebook Luncurkan Portal Video Call Tanpa Genggam Ponsel
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Facebook, pada hari Senin (8/10) meluncurkan berbagai perangkat video-calling AI-powered, sebuah revolusi strategis untuk raksasa jaringan sosial dalam upaya untuk merebut sebagian pangsa pasar yang saat ini didominasi oleh Amazon dan Google.
"Ini merupakan perubahan besar bagi perusahaan," kata Wakil Presiden Facebook perangkat keras konsumen Andrew Bosworth kepada AFP sebelum peluncuran "Portal".
Perangkat, yang akan tersedia untuk pre-order di Amerika Serikat dari hari Senin, dirancang untuk memungkinkan pengguna untuk membuat panggilan video di rumah tanpa harus berdiri tepat di depan layar atau memegang telepon di lengan panjang.
Namun, peluncuran produk yang menempatkan kamera ke dalam rumah kemungkinan akan meningkatkan masalah privasi bagi raksasa media sosial, yang telah mengalami beberapa pelanggaran data tahun ini yang melibatkan puluhan juta akun pengguna.
Meskipun Facebook mengakuisisi produsen headset virtual reality Oculus pada tahun 2014, ini adalah pertama kalinya mereka mengembangkan produk perangkat keras konsumen di rumah.
42 Persen Berhenti Gunakan Facebook
Sementara itu jumlah anak muda yang meninggalkan Facebook terus bertambah. Jajak pendapat baru yang dilakukan Pew Research menunjukkan 44 persen pengguna Facebook yang berusia 18-29 tahun mengatakan telah menghapus aplikasi Facebook dari ponsel mereka tahun lalu.
Suatu riset terpisah tentang remaja yang dilakukan Common Sense Media mendapati hanya 15 persen remaja usia 13-17 tahun yang mengatakan Facebook merupakan situs jejaring sosial utama. Ini berarti turun secara signifikan dibandingkan tahun 2012, ketika 68 persen remaja mengatakan Facebook merupakan platform jejaring sosial pilihan mereka.
Anak muda saat ini semakin beralih ke Snapchat dan Instagram, yang juga milik Facebook.
Seorang remaja di kelompok diskusi Common Sense Media mengatakan ia hanya menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dengan kakek-neneknya.
Orang dewasa juga semakin jarang yang menggunakan Facebook.
Secara keseluruhan 42 persen orang dewasa yang menggunakan Facebook melaporkan sepanjang tahun lalu telah beristirahat selama beberapa minggu dari platform media sosial itu.
Lebih dari separuh diantara mereka telah menyesuaikan pengaturan privasi mereka setelah terungkapnya kasus pengumpulan informasi puluhan juta pengguna Facebook tanpa sepengetahuan atau ijin pemilik akun oleh perusahaan konsultasi Cambridge Analytica.
Namun orang yang berusia lebih tua, lebih sedikit yang menyesuaikan pengaturan privasi mereka di Facebook. Hanya sepertiga pengguna yang berusia 65 tahun atau lebih yang melakukan hal ini. Dibandingkan 64 persen pengguna berusia lebih muda yang menyesuaikan pengaturan privasi mereka.
Terkait soal jumlah orang yang beristirahat menggunakan Facebook, prosentase pengguna berusia tua dan muda yang tidak menggunakan Facebook selama beberapa minggu atau lebih mencapai jumlah yang sama.
Dua belas persen pengguna Facebook berusia di atas 65 tahun bahkan telah menghapus aplikasi Facebook dari telpon mereka tahun lalu. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...