Fair Play
SATUHARAPAN.COM – Guinness Book of World Records mencatat rekor jumlah kartu kuning terbanyak yang pernah diberikan wasit dalam satu pertandingan sepak bola internasional adalah final Piala Dunia di Afrika Selatan, 11 Juli 2010. Kesebelasan yang bertanding pada laga tersebut adalah Spanyol dan Belanda dengan skor akhir 1-0 untuk kemenangan Spanyol. Ada empat belas kartu kuning yang dikeluarkan dalam pertandingan tersebut: sembilan kartu untuk pemain Belanda, sisanya untuk pemain Spanyol.
Kartu kuning dikeluarkan wasit bila terjadi pelanggaran, bisa mencederai lawan, masuk atau keluar lapangan tanpa seizin wasit, mengulur waktu, pura-pura terjatuh, ataupun pelanggaran lainnya. Pelanggaran-pelanggaran itu tentu saja merusak semangat utama pertandingan, yakni fair play—permainan yang menaati aturan.
Mungkin kita pun kadang mencederai semangat fair play dalam hidup sehari-hari. Di jalan raya, kita mengabaikan peraturan keselamatan berkendara, seperti memakai helm atau sabuk pengaman, menelepon atau ber-sms sambil menyetir, dan sebagainya. Padahal kita tahu, peraturan-peraturan itu dibuat demi keselamatan kita juga. Korupsi yang seolah membudaya di negeri ini sesungguhnya merupakan pelanggaran terhadap semangat fair play. Urusan-urusan yang semestinya cepat dan gratis menjadi lambat dan berbiaya.
Pelanggaran peraturan dalam sepak bola terjadi karena ”salah fokus”. Para pemain sepak bola terlalu berfokus pada kemenangan, sehingga mereka menghalalkan beragam cara agar menang. Padahal, fokus utama setiap pemain seharusnya bertanding dengan kemampuan terbaik yang dimiliki sesuai peraturan. Pemain yang dikenai kartu kuning, apalagi kartu merah, tak akan dinobatkan sebagai man of the match karena gelar hanya dianugerahkan kepada pemain yang paling impresif dan mengikuti kaidah fair play.
Itu jugalah akar persoalan negeri ini. Pelanggaran di jalan raya sering terjadi karena pengendara hanya ingin tiba di tujuan sesegera mungkin. Para koruptor ingin cepat kaya. Dan para penyuap menyuap karena ingin urusan cepat selesai.
Jika pemain sepak bola mengubah fokus dari to win the play menjadi fair play, tentu pertandingan akan menjadi lebih menarik dan enak ditonton karena tak sering dihentikan akibat pelanggaran. Jika kita mengubah fokus dari easy life menjadi fair life, tentu hidup kita juga lebih tenang, karena tak perlu was-was tiap kali melihat polisi.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...