Fakultas Psikologi UGM Kembangkan Tes untuk Deteksi Potensi Anak
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fakultas Psikologi UGM mengembangkan pengukuran kemampuan kognitif yang diberi nama Tes Kognitif AJT, untuk mendeteksi potensi anak sejak dini. Dikembangkan selama 5 tahun, tes ini diharapkan dapat digunakan dalam bidang pendidikan untuk memaksimalkan perkembangan anak sesuai keunggulan mereka masing-masing.
“Tes ini bisa mengungkap kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak, untuk tahu persis anak ini unggulnya di mana, sehingga dia bisa berkembang dengan optimal di bidang yang sesuai,” kata Project Manager Tes AJT, Dra Retno Suhapti, SU, MA, dalam konferensi pers, Rabu (4/4), seperti dilansir laman ugm.ac.id.
Retno mengatakan, selama ini alat pengukuran psikologi atau Tes IQ yang digunakan di Indonesia masih terbatas dan didominasi alat pengukuran yang berasal dari luar negeri, sehingga dianggap kurang memperhatikan budaya di Indonesia.
Karena itu, dalam pengembangan Tes AJT, para pakar menggunakan basis latar belakang di Indonesia dengan melibatkan sekitar 5.000 anak sebagai responden. Penggunaan anak-anak Indonesia sebagai populasi normatif Tes Kognitif AJT, menurutnya, meningkatkan validitas interpretasi terhadap skor yang dihasilkan dari pengukuran.
“Pembuatan pertanyaannya berbasis pengalaman di Indonesia, memakai contoh-contoh yang populer di Indonesia, bukan menggunakan contoh yang tidak semua anak Indonesia mengerti,” katanya.
Tes kognitif ini, dikembangkan dosen-dosen Fakultas Psikologi UGM bersama dengan Yayasan Dharma Bermakna dan PT Melintas Cakrawala Indonesia.
Perwakilan dari yayasan tersebut, Ir Abi Jabar MBA, mengatakan ide untuk membuat tes ini berawal dari pengalaman Keluarga George Tahija, yang menemukan bahwa metode pengukuran kemampuan kognitif yang telah diterapkan di beberapa negara , dapat membantu anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.
“Beliau berpikir, kenapa Indonesia tidak punya metode seperti itu. Ketika kami ingin membuat proyek ini, kami melihat UGM yang paling menjanjikan, jadi pada tahun 2013 kita menandatangani MoU dan memulai proyek ini,” katanya.
Selain menggunakan pendekatan yang berbeda, keunggulan Tes AJT terletak pada komponen penilaian yang lebih komprehensif, untuk dapat menggambarkan kemampuan kognitif anak dengan lebih terperinci. Hal ini, menurut Abi, dapat membantu anak menemukan minat serta bakat yang dimiliki serta menumbuhkan rasa percaya diri mereka.
“Banyak anak yang merasa diri bodoh dan akhirnya putus sekolah, ini karena sistem penilaian sekolah tidak mendorong anak untuk mengetahui keunggulan dia di mana. Maka alangkah indahnya kalau kita bisa mendeteksi potensi itu secara dini, sehingga dia tidak merasa diri inferior karena tidak menyadari ia juga memiliki kemampuan,” katanya
Kevin S McGrew, PhD, pakar teori Cattell-Horn-Carroll (CHC), yang bertindak sebagai konsultan dalam pengembangan tes ini, menilai bahwa tes ini disusun dengan menggunakan landasan teori yang kuat. Ia pun memuji hasil pengembangan tes ini yang dinilai sangat komprehensif.
“Ini adalah salah satu tes yang paling komprehensif dan mampu memahami kemampuan seseorang dengan sangat baik. Sebagai seorang akademisi, saya dapat berkata bahwa ini berkelas dunia,” kata Kevin.
Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof Dr Faturochman, MA, mengatakan, tes kognitif ini diharapkan dapat menjadi salah satu wujud peran Fakultas Psikologi di Indonesia dalam mengembangkan ilmu psikologi, dan memberikan pelayanan psikologi untuk masyarakat yang bermutu, tepat, dan cermat yang ditopang alat bantu yang berkualitas.
“Adanya tes ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan asesmen kognitif di skala nasional maupun global,” katanya.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...