Fatah: Solusi Dua Negara Mati, Waktunya Angkat Senjata
PALESTINA, SATUHARAPAN.COM – Saluran resmi TV Fatah menyiarkan seruan 'solusi bersejarah' melalui perjuangan bersenjata dan menyatakan semua wilayah Israel bagian dari Palestina.' Fatah adalah partai politik Palestina dan faksi terbesar dari konfederasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Seperti diberitakan Rabu (30/4).
Anggota Komite Sentral Fatah Tawfiq Tirawi pekan lalu mengunggah video komentarnya yang mendukung perjuangan bersenjata ke YouTube dalam sebuah upacara peringatan di Gaza. Dalam pidatonya sehari sebelum pakta persatuan, Tawfiq Tirawi menyebutkan Gaza akan kembali ke pangkuan legitimasi.
Tawfiq Tirawi mengatakan, "tanah air ... adalah ... seluruh Palestina, dari Sungai (Yordan) hingga Laut (Mediterania)." Dia menggambarkan peta yang secara efektif menghapuskan negara Yahudi.
Lanjutnya,“Gaza adalah bagian dari Palestina, Tepi Barat adalah bagian dari Palestina, dan juga Haifa, Yafo, Akko, dan itu seluruhnya Palestina yang akan menjadi negara merdeka kita, Insya Allah."
Tiga kota yang disebutkan berada di pantai Mediterania, seperti Haifa, Yafo, Akko, bukan termasuk garis-garis wilayah Gencatan Senjata 1949.
Pernyataan Tawfiq Tirawi yang dibuat di Khan Yunis Gaza dalam upacara peringatan untuk dua pejuang Palestina yang dipenjara di Israel. Salah satu dari mereka, Diya al Agha, menjalani hukuman seumur hidup karena memukuli seorang tentara Israel sampai mati dengan sekop di Gaza pada 1992.
"Dua negara berakhir, saatnya konflik bersenjata"
Pejabat senior Fatah itu juga membuat pernyataan serupa pada awal April di saluran TV Hizbullah Al Manar. Dia menyatakan di saluran TV Al Manar "solusi dua negara tidak ada. Solusi dua negara telah berakhir. Kita harus kembali ke satu pilihan Palestina dari Sungai (Yordan) hingga ke Laut (Mediterania)."
Tawfiq Tirawi menambahkan "Palestina, pemimpin Palestina, dengarkan aku: Satu-satunya solusi di depan kita adalah solusi bersejarah yang ditampilkan Fatah pada 1968."
Rujukan sejarah 1968 merupakan seruan jelas untuk menghancurkan Israel melalui konflik bersenjata.
Piagam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) 1968 menyerukan "perjuangan bersenjata" atau "revolusi bersenjata" sembilan kali. Piagam itu menyatakan "perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina," dan menyerukan orang Arab lokal untuk "dipersiapkan dalam perjuangan bersenjata."
Tawfiq Tirawi pada akhir Maret mengatakan di Yerikho bahwa Fatah "tidak meletakkan senjata dan belum melepaskan senjata. Senapan tetap di sini!" Dia menyebut perundingan damai sebagai "salah satu metode perjuangan. Tetapi senapan di sini, dan dapat meletus setiap saat."
Tujuan PLO dan Rumusan tentang Israel
Piagam asli PLO 1964 juga menyerukan "pembebasan Palestina". Pembebasan Palestina berarti penghancuran Israel. Tetapi juga ditambahkan bahwa PLO tidak mencari kedaulatan atas Yudea, Samaria atau Gaza, yang berada di bawah pendudukan Yordania pada saat itu. Permintaan penambahan untuk kedaulatan ditambahkan ke piagam yang diperbarui pada 1968, setelah Perang Enam Hari ketika daerah tersebut berada di bawah kendali Israel.
Rumusan piagam 1968 PLO menyebut Israel sebagai alat dari Zionisme. Zionisme dalam rumusan itu disebut "gerakan politik organik terkait dengan imperialisme internasional dan bertentangan dengan semua tindakan pembebasan dan gerakan progresif di dunia. Ini berasal usul rasis dan fanatik, agresif, ekspansionis, dan kolonial secara tujuan, dan fasis di dalam metodenya." (israelnationalnews.com)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...