FBI Ungkap Rincian Bom Boston Marathon
BOSTON, SATUHARAPAN.COM – Federal Bureau of Investigation (FBI) yang merupakan badan investigasi utama dari Departemen Keadilan Amerika Serikat, ungkap sejumlah fakta mengenai rincian bom yang meledak di Arena Boston Marathon pada Selasa dini hari (16/4).
Gambar yang dimiliki FBI memperlihatkan adanya berkas cahaya yang dipantulkan dalam serangan mematikan itu. Gambar yang merupakan hasil gabungan dari tim FBI dan Homeland Security (sebuah badan bentukan AS untuk menanggulangi serangan teroris) menunjukan sisa-sisa ransel berwarna gelap dan sisa-sisa barang berupa sebuah panci presto.
Agen khusus FBI, Richard Deslauriers dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa di tempat kejadian ditemukan potongan-potongan nilon. Bersama dengan itu juga ditemukan fragmen bantalan bola dan paku yang mungkin terdapat dalam panci presto.
Saat ini benda-benda tersebut sedang dikirim ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia. Di sana para ahli akan merekonstruksi benda-benda tersebut dan menentukan cover serta komponen yang terdapat di dalamnya.
"Penyelidikan masih dalam tahap awal, klaim tanggung jawab dan berbagai motif tersangka tetap terbuka lebar," lanjut Deslauriers seperti dikutip oleh BBC News. Ia juga mendesak siapapun yang mengetahui tentang hal-hal yang mencurigakan untuk melaporkan hal itu sesegera mungkin.
Associated Press mengutip pernyataan seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan. Ia mengatakan bom itu terdiri dari sejumlah bahan peledak, ditempatkan di dalam panci presto berukuran 1,6 galon. Satu bom adalah gabungan bahan peledak dengan pecahan logam dan bantalan bola, bom lain gabungan bahan peledak dengan paku. Kemudian bom-bom itu dimasukkan ke dalam tas hitam dan ditinggalkan di tanah.
Dokter yang mengobati para korban yang terluka mengatakan, luka-luka mereka menunjukkan bahwa bom yang mengenai mereka itu, berisi pecahan logam dan pecahan peluru lainnya. Karena hal itu, maka sejumlah korban terpaksa diamputasi.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...