Fed: Pertumbuhan AS Rendah Hingga Sedang, Saham Wall Street dan Dolar Jatuh
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Ekonomi AS terus tumbuh pada kecepatan “rendah hingga sedang” dalam beberapa pekan terakhir, dengan beberapa titik lemah merusak keadaan tersebut, laporan Federal Reserve mengatakan Rabu (4/12). Akibat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, saham-saham di Wall Street berguguran. Dolar makin tertekan terhadap euro.
Semua 12 daerah Fed melaporkan pertumbuhan dan sebagian besar industri berjalan baik, sehingga survei daerah “Beige Book” secara umum melukiskan gambaran ekonomi yang baik setelah penutupan sebagian kegiatan pemerintah pada Oktober.
Manufaktur-manufaktur optimis tentang prospek pertumbuhan jangka pendek, dan pengecer juga telah berharap penuh menjelang musim belanja liburan yang dimulai pekan lalu, katanya.
Tekanan harga dan upah tetap terkendali, meskipun survei mengatakan perusahaan-perusahaan makin menyebutkan masalah-masalah perekrutan orang-orang dengan keterampilan yang memadai.
“Kesulitan dengan mencari pekerja berkualitas, terutama untuk posisi dengan keahlian tinggi, sering dilaporkan,” katanya.
Wall Street Sebagian Besar Turun Setelah Banjir Data
Saham-saham di Wall Street sebagian besar berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis, 5/12, pagi WIB), setelah pasar mempertimbangkan aliran data ekonomi yang secara umum kuat, menjelang laporan besar pekerjaan AS pada Jumat (6/12).
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 24,85 poin (0,16 persen) menjadi 15.889,77.
Indeks berbasis luas S&P 500 turun 2,34 poin atau 0,13 persen menjadi 1.792,81, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik tipis 0,80 poin atau 0,02 persen menjadi 4.038,01.
Pasar berada di wilayah negatif hampir sepanjang hari setelah perusahaan penggajian ADP melaporkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat, defisit perdagangan AS menurun dan penjualan rumah baru pada Oktober naik 25,4 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada sisi penurunan, indeks pembelian manajer (PMI) sektor jasa Institute for Supply Management jatuh menjadi 53,9, di bawah perkiraan konsensus 55.
Tetapi pasar mengupas kerugiannya setelah Federal Reserve merilis laporan Beige Book, yang melukiskan gambaran ekonomi secara umum baik setelah penutupan sebagian kegiatan pemerintah pada Oktober.
Para analis sedang menunggu laporan pekerjaan bulanan pada Jumat, yang dapat menjadi sinyal apakah Federal Reserve kemungkinan akan mempercepat rencana untuk menarik kembali rogram pembelian obligasinya.
Anthony Conroy, kepala perdagangan global di Bank of New York ConvergEx, mengatakan para pedagang “lebih berada di suasana hati aksi ambil untung” dalam mengantisipasi pengurangan stimulus The Fed, paling mungkin awal 2014.
“Semua orang sedang melihat setiap data untuk mencoba mendapatkan rasa dari apa yang akan Fed lakukan,” kata Conroy.
Conroy tidak memperkirakan ayunan pasar besar sebelum The Fed menyelesaikan pertemuan kebijakan berikutnya pada 18 Desember.
Produsen peralatan pertanian Deere & Co. naik 3,2 persen setelah mengumumkan pihaknya meningkatkan program pembelian kembali saham sebesar delapan miliar dolar AS.
Pengecer JC Penney turun 4,5 persen meskipun melaporkan lonjakan penjualan toko-tokonya sebesar 10,1 persen pada November dari tahun lalu. Sterne Agee menyebut penjualan itu “langkah ke arah yang benar,” tetapi mengatakan hasilnya adalah “tentu saja tidak heroik” mengingat promosi yang agresif.
Pengecer pakaian Express anjlok 23 persen setelah memproyeksikan laba kuartal keempat 66-71 sen per saham, jauh di bawah 78 sen yang diproyeksikan oleh para analis.
Perusahaan pupuk CF Industries melonjak 10,7 persen setelah menyatakan pihaknya akan mempertahankan atau mempercepat program pembelian kembali saham yang sedang berjalan.
Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun naik menjadi 2,84 persen dari 2,78 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,91 persen dari 3,84 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.
Dolar Melemah Terhadap Euro Setelah Data AS Bervariasi
Kurs dolar sedikit melemah terhadap euro pada Rabu (Kamis, 5/12, pagi WIB), setelah data ekonomi AS bervariasi dan laporan Federal Reserve menyediakan sedikit berita.
Euro naik menjadi 1,3591 dolar pada sekitar pukul 22.00 GMT (05.00 WIB) dari 1,3589 dolar pada saat yang sama Selasa (3/12).
Dolar merosot terhadap mata uang Jepang, dibeli 102,32 yen dibandingkan dengan 102,48 yen sehari sebelumnya. Euro jatuh menjadi 139,06 yen dari 139,27 yen.
Dolar sebelumnya diperdagangkan lebih tinggi setelah perusahaan penggajian (payrolls) ADP melaporkan perekrutan pekerja sektor swasta AS melonjak pada November, dengan bersih menciptakan 215.000 pekerjaan baru, bulan terkuat sejauh tahun ini dan jauh di atas ekspektasi para analis.
Data AS lainnya juga datang lebih baik daripada yang diantisipasi, termasuk kenaikan tajam penjualan rumah baru dan defisit perdagangan luar negeri menyusut, membantu mengimbangi perlambatan pertumbuhan sektor jasa yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management (ISM).
Pedagang mengambil dengan tenang laporan “Beige Book” Federal Reserve yang menunjukkan gambaran ekonomi secara umum baik dalam beberapa pekan terakhir.
“Laporan ini memberi tahu kami apa-apa yang kita belum tahu, perekonomian terus berkembang secara moderat meskipun ada masalah fiskal dan lainnya,” kata Erik Johnson, ekonom senior AS di IHS Global Insight.
Data AS sebagian besar positif dan Beige Book memperkuat kembali fokus pasar pada pertemuan kebijakan moneter The Fed 17-18 Desember, karena para pedagang berspekulasi tentang kapan bank sentral akan mulai mengurangi program pembelian asetnya 85 miliar dolar AS per bulan.
“Kami masih mengantisipasi bahwa The Fed akan memutuskan awal pengurangan pembelian aset pada pertemuan Desember dan bukannya memilih untuk mulai mengurangi stimulusnya pada Maret,” kata Johnson.
Dolar jatuh menjadi 0,9024 franc Swiss dari 0,9041 franc pada akhir Selasa. Tetapi greenback menguat terhadap pound Inggris, yang jatuh menjadi 1,6381 dolar dari 1,6390 dolar. (AFP/Ant)
BRIN: Duri Landak dapat Jadi Gel Penyembuh Luka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terhadap manfaat ...