Fenomena Supermoon Hadir di Langit pada November-Desember
SATUHARAPAN.COM - Pengamat fenomena angkasa akan dapat mengamati kesempatan langka menjelang pertengahan bulan ini. Fenomena yang dikenal sebagai “supermoon” akan menerangi langit angkasa raya.
Menurut Badan Antariksa Amerika (NASA), bulan purnama yang terjadi pada 14 November akan menjadi bulan purnama yang terdekat dengan bumi untuk tahun ini sejak 1948. Fenomena ini tidak akan terjadi lagi hingga 25 November 2034.
Bahkan apabila langit berawan pada tanggal 14 nanti pun, bulan akan tetap terlihat sangat benderang di langit malam yang mengarah pada terjadinya fenomena supermoon.
Fenomena supermoon adalah ketika posisi bulan dan bumi lebih dekat ketimbang posisi pada umumnya, bahkan apabila batasnya hanya tidak terlalu kentara. Meskipun demikian dengan adanya sedikit perubahan dapat membuat rembulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.
Istilah supermoon relatif baru. Istilah itu diperkenalkan pada tahun 1979 oleh ahli astronomi Richard Nolle.
Yang lain menyebut fenomena supermoon sebagai “bulan berang-berang raksasa”. Nama itu diambil dari Almanak Lama Petani, yang menyebutkan sebutan itu muncul karena “baik kaum kolonial maupun suku Algonquin, berpendapat itulah saatnya memasang perangkap bagi berang-berang sebelum rawa membeku, untuk memastikan tersedianya pasokan bulu hewan yang cukup untuk menghangatkan badan selama musim dingin.”
Bila tidak berkesempatan menyaksikan fenomena supermoon di bulan November ini, jangan khawatir. Kesempatan berikut untuk menyaksikan fenomena ini akan tiba pada 14 Desember. Kabar buruknya tentang fenomena supermoon ini, menurut NASA, pemandangannya akan terhalang oleh terjadinya hujan meteor Geminid. (voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...