Fethullah Gulen Akui Pengikutnya mungkin Pelaku Kudeta Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Ulama kharismatik Fethullah Gulen yang dituduh oleh pemerintah Turki sebagai dalang kudeta yang gagal, mengakui bahwa para pendukungnya bisa saja terlibat dalam kudeta. Namun ia tetap membantah punya kaitan langsung dengan kudeta tersebut.
"Mungkin ada beberapa orang yang bersimpati (kepada Gulen) di antara mereka," kata dia kepada Fareed Zakaria dari CNN dalam sebuah wawancara kemarin (31/7).
Presiden Recep Tayyip Erdogan telah dengan tegas menuduh Gulen di balik pemberontakan yang gagal itu.
Gulen adalah pesaing Erdogan dan dikenal sebagai pemimpin gerakan populer bernama Hizmet. Namun pemerintah mencap gerakan itu sebagai Organisasi Teroris Fethullah Gulen.
Imam yang berusia 77 tahun itu yang meninggalkan Turki ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dan tinggal di pengasingan di Saylorsburg, Pennsylvania.
Dalam wawancara dengan CNN, Gulen menyerukan organisasi internasional untuk menginvestigasi klaim pemerintah Turki yang mengaitkan dirinya dengan percobaan kudeta.
"Jika ada sesuatu yang saya katakan kepada siapa pun tentang hal ini secara lisan, jika ada percakapan telepon, jika sepersepuluh saja dari tuduhan ini benar, saya akan serahkan leher saya, dan akan berkata, 'Mereka mengatakan yang sebenarnya. Biarkan mereka membawa saya pergi. Biarkan mereka menggantung saya," kata dia.
Upaya kudeta 15 Juli itu telah merenggut nyawa 270 orang, termasuk 24 terdakwa dalam plot. Hal ini juga memicu gelombang penangkapan, penahanan dan pemecatan atas mereka yang dicurigai terlibat.
Erdogan, dalam wawancara sebelumnya dengan CNN, bersumpah akan membalas dendam untuk apa yang disebut "kejahatan yang jelas pengkhianatan."
Tapi Gulen telah berulang kali membantah klaim pemerintah bahwa ia telah mengarahkan simpatisannya untuk mendestabilisasi rezim Erdogan.
"Beberapa orang membuat skenario, bahwa seseorang yang tampaknya penggemar, telah memimpin beberapa orang dalam (kudeta) ini," katanya.
"Ini lebih mirip sebuah film Hollywood daripada kudeta militer. Tampaknya seperti skenario yang dipentaskan. Hal ini dipahami dari apa yang tampak bahwa mereka menyiapkan dasar untuk mewujudkan apa yang telah mereka rencanakan."
Dalam sebuah pernyataan awal bulan ini, Gulen mengatakan upaya kudeta mungkin sudah direncanaan. Ketika ia ditanya pada acara "Fareed Zakaria GPS" apakah dia pikir Erdogan mungkin telah merencanakan kudeta, Gulen mengatakan dia akan "menganggap klaim seperti itu fitnah."
"Saya akan menyerahkan diri kepada Allah sebelum saya membuat tuduhan seperti itu, karena saya bertanggung jawab kepada Tuhan."
Pendukung menggambarkan Gulen sebagai ulama Muslim moderat dan merupakan pejuang dialog lintas agama. Gulen memiliki pengikut setia - yang dikenal sebagai Gulenists - di Turki.
Gerakan ini mendirikan organisasi non-pemerintah, termasuk ratusan sekolah sekuler, pusat bimbingan belajar gratis, rumah sakit dan lembaga bantuan, yang dimaksudkan turut membantu menghadapi berbagai masalah sosial Turki.
Gerakannya juga menelurkan jaringan global berupa sekolah dan universitas di lebih dari 100 negara.
Turki secara resmi telah meminta kepada pemerintah AS agar mengekstradisi Gulen. Tetapi di bawah perjanjian dengan Turki, Washington hanya bisa mengekstradisi seseorang jika ia telah melakukan tindakan yang menyebabkan dirinya harus diekstradisi. diekstradisi." Pengkhianatan - seperti yang tersirat oleh permintaan Erdogan ekstradisi Gulen - tidak terdaftar sebagai tindakan yang bisa menyebabkan dia diesktradisi.
Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan bukti utama penghianatan Gulen adalah tindakan kudeta yang gagak itu. Namun ia berjanji akan menyediakan ribuan lembar bukti keterlibatan Gulen ke Amerika Serikat.
Namun, Gulen mengatakan tidaka kan kembali ke Turki karena hanya akan memperumit masalah.
"Mereka akan melakukan apa pun, tetapi jika mereka bisa memberikan bukti sepersepuluh saja dari apa yang mereka telah laim dan membawa saya kembali dengan paksa, tidak ada banyak yang bisa saya katakan tentang hal ini," katanya dari pemerintah.
"Yang penting adalah apakah mereka dapat melakukan ini dengan cara hukum, dan saya tidak berpikir ini akan terjadi dengan kehendak Allah."
Erdogan dan Gulen adalah mantan sekutu yang hubungannya jatuh ke dalam perseteruan pahit.
Ketika ditanya apakah ia punya pesan untuk Erdogan, Gulen mengatakan: "Saya hanya berdoa bahwa dia pergi ke hadirat Allah dengan segala dosa yang dilakukannya."
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...