Filipina Desak Warganya Tinggalkan Libya
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Filipina pada Sabtu (2/8) mengimbau ribuan pekerjanya di Libya untuk meninggalkan negara yang tengah bergolak itu selagi mereka bisa, memperingatkan bahwa jalan keluar yang tersisa akan segera ditutup.
Sebuah kapal yang disewa Manila akan berlayar dari Malta dalam waktu beberapa hari ke depan untuk menjemput warga negara Filipina dari sejumlah pelabuhan di Benghazi, Misrata dan Tripoli, menurut pernyataan kementerian luar negeri.
Namun, pemerintah menyuarakan rasa frustasi atas keenganan sebagian besar dari 13.000 pekerja untuk meninggalkan Libya karena khawatir tidak mendapatkan pekerjaan di negara asal mereka.
“(Kementerian Luar Negeri) mendesak mereka yang belum memutuskan pulang untuk segera mempertimbangkannya karena jalan pulang akan segera ditutup,” bunyi pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri Albert del Rosario, yang tengah berada di Tunisia untuk mengoordinasikan evakuasi, khawatir rute melalui laut “kemungkinan satu-satunya jalan pulang yang masih tersisa,” ungkap kementerian luar negeri.
Dia mengatakan penyeberangan perbatasan Tunisia-Libya ditutup pada Jumat menyusul insiden baku tembak, sementara perbatasan ke Mesir sudah ditutup selama berbulan-bulan.
Pejabat Filipina mengatakan kapal tersebut bisa mengangkut sekitar 1.500 orang secara bersamaan.
Sedangkan Inggris akan mengirim kapal angkatan lautnya ke Libya untuk membantu mengevakuasi warga negaranya, menurut sumber dari kementerian pemerintah pada Sabtu, dengan memburuknya masalah keamanan yang memaksa ribuan warga melarikan diri.
Sumber tersebut mengindikasikan bahwa kapal Royal Navy akan dikerahkan “dalam waktu dekat ini” untuk mengumpulkan warga Inggris dan warga negara lainnya yang ingin meninggalkan Libya.
Televisi Sky News melaporkan bahwa HMS Enterprise, sebuah kapal survei, sudah dikerahkan ke lepas pantai Libya dan diperkirakan akan merapat ke Tripoli pada Minggu.
Operasi ini hampir sama dengan operasi yang dilakukan pada 2011 saat pemberontakan yang menggulingkan diktator Moamar Kadhafi, ketika sebuah kapal Royal Navy mengevakuasi warga asing.
Pengerahan yang dilindungi oleh Royal Marines bersenjata itu diperkirakan akan dikirim ke pelabuhan Tripoli untuk mengumpulkan pengungsi dan membawa mereka ke HMS Enterprise.
Michael Aron, duta besar Inggris di Tripoli pada Jumat mengatakan meski enggan ia memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut karena semakin memburuknya pertempuran di wilayah itu.
Seorang juru bicara dari Departemen Pertahanan (MoD) belum berkomentar tentang bagaimana Inggris berencana untuk mengevakuasi warga negaranya. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...