Filipina Kerahkan Kapal Penjaga Pantai untuk Melawan Patroli China
China balas dengan mengerahkan kapal Monster.
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Filipina mengatakan pada hari Minggu (12/1) bahwa mereka telah mengerahkan kapal penjaga pantai untuk menantang kapal patroli China yang berusaha "mengubah status quo yang ada" di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Beijing mengklaim sebagian besar jalur perairan strategis tersebut meskipun ada putusan pengadilan internasional tahun 2016 yang menentangnya, dan telah sering terjadi bentrokan atau kebuntuan yang menegangkan antara kapal Filipina dan China.
Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim atas perairan tersebut.
Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina, mengatakan kapal patroli China tahun ini telah mendekati jarak 60 mil laut (111 kilometer) di sebelah barat pulau utama Filipina, Luzon.
“Tujuan mereka adalah untuk menormalisasi pengerahan pasukan semacam itu, dan jika tindakan ini tidak diketahui dan tidak ditentang, hal itu akan memungkinkan mereka untuk mengubah status quo yang ada,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Manila telah mengerahkan kapal penjaga pantai ke daerah itu untuk menantang patroli China yang “melanggar hukum”.
Ia mengatakan pengerahan pasukan itu bertujuan untuk memastikan patroli China “tidak dinormalisasi, dan bahwa perilaku intimidasi ini tidak berhasil.”
Tarriela mengatakan penjaga pantai China mengerahkan tiga kapal dari pangkalannya di Guangdong dan Hainan ke perairan Filipina antara 30 Desember dan 11 Januari.
Konfrontasi Laut Cina Selatan telah memicu kekhawatiran bahwa hal itu dapat menarik Amerika Serikat, sekutu keamanan lama Manila, ke dalam konflik bersenjata dengan China.
China Kerahkan Kapal Monter
Filipina mengatakan pengerahan kapal penjaga pantai terbesarnya oleh China di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila mengkhawatirkan dan jelas dimaksudkan untuk mengintimidasi nelayan yang beroperasi di sekitar beting yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
"Kami terkejut dengan meningkatnya agresi yang ditunjukkan oleh China dalam pengerahan kapal monster itu," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Jonathan Malaya, dalam konferensi pers pada hari Selasa (14/1).
Manila telah mengajukan protes atas keberadaan kapal penjaga pantai China sepanjang 165 m (541 kaki) 5901, yang terlihat 77 mil laut di lepas pantai provinsi Zambales, dan menuntut penarikannya dari ZEE, kata Malaya.
"Ini adalah eskalasi dan provokatif," kata Malaya, mengatakan kehadiran kapal itu "ilegal" dan "tidak dapat diterima".
Penjaga Pantai Filipina mengatakan telah mengerahkan dua kapal terbesarnya untuk mengusir kapal Chihna itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan pada hari Senin (13/1) bahwa "kegiatan patroli dan penegakan hukum" penjaga pantainya "wajar, sah, dan tidak tercela".
Ketegangan antara Filipina, sekutu perjanjian Amerika Serikat, dan Beijing telah meningkat selama dua tahun terakhir karena klaim yang tumpang tindih di Laut Cina Selatan.
Pada tahun 2016, pengadilan internasional memutuskan klaim China atas sebagian besar jalur perairan yang disengketakan tidak memiliki dasar, sebuah keputusan yang ditolak Beijing.
Klaim ekspansif China tumpang tindih dengan ZEE Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Jalur perairan yang disengketakan tersebut merupakan rute pelayaran strategis yang dilalui oleh sekitar US$3 triliun perdagangan tahunan. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Mediator Umumkan Gencatan Senjata dan Kesepakatan Sandera di...
DOHA, SATUHARAPAN.COM-Israel dan Hamas telah sepakat untuk menghentikan perang yang menghancurkan di...