Filipina Tangkap 90 Orang Pengelola Judi Ilegal
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Polisi Filipina menangkap 90 orang China karena menjalankan pusat perjudian online tanpa izin, dan karena melanggar pembatasan karantina, kata para pejabat, hari Minggu (31/5).
Polisi menangkap mereka secara massal pada hari Jumat (29/5) setelah melihat beberapa tersangka berkumpul berdekatan tanpa masker di luar sebuah apartemen sewaan yang melanggar pembatasan karantina, di Provinsi Cavite di selatan Manila. Para tersangka lari ke apartemen, tempat polisi menemukan operasi perjudian, kata para pejabat. Selain itu, dua warga Malaysia juga ditangkap, kata polisi.
Sebuah pernyataan polisi mengatakan 48 orang dari tersangka "sedang mengerjakan game online, sementara sisanya berkumpul dan berkeliaran tanpa masker wajah, merokok, dan bersosialisasi satu sama lain dengan mengabaikan pedoman jarak sosial."
Polisi menyita 53 laptop, lebih dari 100 ponsel dan uang tunai. Para tersangka tidak dapat menunjukkan paspor dan izin kerja dan bisnis, dan menghadapi pengaduan pidana, kata polisi.
Sejumlah besar orang China telah memasuki Filipina, banyak di antaranya secara ilegal dengan bantuan sindikat, dalam beberapa tahun terakhir bekerja untuk pengelolaan judi online. Bisnis yang menguntungkan melayani pelanggan di China, tempat perjudian itu dilarang. Operator China bergeser ke Filipina setelah menghadapi tindakan keras terhadap mereka di Kamboja.
Bisnis perjudian China yang sah telah menjadi sumber pendapatan besar bagi perusahaan hiburan dan permainan di Filipina yang dikelola pemerintah, yang memungkinkannya untuk berkembang meskipun ada tantangan dari para legislator dan pemimpin Gereja Katolik Roma.
Judi bawah tanah telah mendorong korupsi dan kejahatan di negara itu, termasuk penculikan dan pelecehan yang melibatkan tersangka dan korban dari China. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...