Filipina: Tentara Bentrok dengan Pemberontak Komunis, Tujuh Tewas
MANILA, SATUHARAPAN.COM-Enam gerilyawan komunis dan seorang tentara tewas dalam bentrokan pada hari Minggu (17/12), kata para pejabat, ketika pemerintah Filipina bersiap memulai kembali perundingan perdamaian untuk mengakhiri salah satu pemberontakan Maois yang paling lama berlangsung di dunia.
Pasukan pemerintah terlibat baku tembak dengan gerilyawan Tentara Rakyat Baru (NPA) di dekat kota Balayan, sekitar 68 kilometer selatan ibu kota Manila, kata pernyataan Angkatan Darat Filipina.
Bentrokan itu terjadi tiga pekan setelah pemerintah dan pemberontak sepakat untuk melanjutkan perundingan yang bertujuan mengakhiri pemberontakan selama hampir 55 tahun yang telah merenggut ribuan nyawa.
Enam anggota NPA dan seorang tentara tewas dalam pertempuran itu dan tiga tentara lainnya terluka, kata pemerintah.
“Angkatan Bersenjata Filipina akan melakukan perlawanan terhadap semua kelompok teroris yang membahayakan negara kita,” kata Menteri Pertahanan, Gilberto Teodoro, dalam sebuah pernyataan, di mana ia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga tentara yang tewas tersebut.
Pemberontakan ini tumbuh dari gerakan komunis global dan menemukan lahan subur bagi perekrutan warga miskin di pedesaan Filipina.
NPA mempunyai sekitar 26.000 pejuang pada puncaknya pada tahun 1980-an, jumlah yang menurut militer kini telah menyusut menjadi kurang dari 2.000.
Pemerintahan Filipina berturut-turut telah mengadakan pembicaraan damai dengan komunis melalui cabang politik mereka yang berbasis di Belanda, Front Demokratik Nasional.
Perundingan perdamaian terakhir diadakan pada masa pemerintahan mantan presiden Rodrigo Duterte, yang menghentikan perundingan pada tahun 2017 dan menyatakan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.
Para pembantu Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, dan pejabat pemberontak memperkirakan perundingan akan dimulai kembali tahun depan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...