Film Animasi On The Run Ceritakan Ikatan Keluarga

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Picolo Pictures resmi merilis potret pertama film animasi “On The Run” yang saat ini sedang tayang di Annecy International Animated Film Festival and Market (Annecy MIFA).

Melalui Variety.com, Rabu (14/6), film “On The Run”mengisahkan tentang pinguin biru jantan muda, Cookie, yang bercita-cita menjadi seorang ayah. Namun, Cookie yang tidak bisa bertelur tiba-tiba bertemu dengan sebuah telur aneh yang menghalangi jalannya. Telur tersebut terlempar ke arahnya saat terjadi letusan gunung berapi di Selandia Baru, rumahnya.

“Inti dari film ini adalah keinginan kami untuk menceritakan kisah ikatan keluarga,” kata sutradara “On The Run” Julian Bisaro.

Uniknya, karakter-karakter dalam animasi tersebut berasal dari jenis yang sangat berbeda dan konsep adopsi tidak terduga tersebut dapat diamati dalam kehidupan nyata. Misalnya, kucing memelihara anak ayam, macan tutul memelihara bayi babon, dan lainnya.

Selain itu, campuran dari berbagai spesies hewan tersebut turut merepresentasikan penonton muda dapat mengenali diri mereka sendiri yang tersebar luas di masyarakat saat ini. Mereka juga ingin mengangkat masalah ekologis dalam film tersebut.

Saat letusan gunung berapi menyebabkan manusia mengungsi, alam merebut kembali rumah mereka. Minat mereka yang besar terhadap negara Selandia Baru dan suku Maori membuat latar cerita yang dihadirkan didominasi oleh kawasan tersebut.

Dalam film “On The Run,” karakter hewan tidak akan berbicara, melainkan berkomunikasi melalui suara, seperti tangisan kecil, dengusan napas, dan lainnya. Hal ini untuk menghindari adanya antropomorfisasi atau pemberian atribusi karakteristik, perasaan, atau tujuan yang dimiliki manusia kepada entitas bukan manusia.

“Jelas bahwa kami tidak menggambarkan keluarga 'klasik' di sini. Tetapi menurut saya hal terbaik yang dapat Anda harapkan dari seorang anak adalah untuk dicintai, didorong dan dilindungi, dan membuat kagum orang tuanya. Siapa pun mereka,” kata Bisaro.