Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Eben E. Siadari 00:03 WIB | Rabu, 06 Juli 2016

Final Piala Eropa Kemungkinan Jadi Target Serangan ISIS

Ilustrasi. Regu penyelamat sedang bekerja di dekat jenazah yang ditutupi kain putih di luar sebuah restoran, sesudah terjadinya serangan di Paris yang menewaskan 129 orang. (Foto: Reuters)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Jerman memberi peringatan bahwa pertandingan final Piala Eropa 2016 di Paris sangat mungkin menjadi target yang atraktif bagi kelompok ekstremis ISIS untuk melakukan serangan, khususnya bila Prancis -- korban serangan teror ISIS November lalu-- menjadi salah satu tim yang bermain.

Meskipun demikian, Prancis dianggap sangat siap untuk mengantisipasi hal itu.

"Prancis sudah mempersiapkan dengan baik," kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Dan kami tidak memiliki indikasi serius akan adanya serangan teror. Tentu saja masih bisa berubah selama  pertandingan yang tersisa," kata dia.

"Semakin spektakuler permainan dan semakin kuat penampilan Prancis, itu akan menjadi atraksi utama. Tetapi petugas keamanan tahu hal itu," ia menambahkan, sebagaimana diberitakan oleh thetruth24.info..

Prancis telah menempatkan lebih dari 90.000 polisi, tentara dan agen keamanan swasta untuk mengamankan turnamen. Prancis juga juga mempertahankan keadaan darurat  sejak November tahun lalu, ketika 130 orang tewas dalam serangan ISIS terhadap sejumlah target di Paris, termasuk Stade de France di mana final Piala Eropa 2016 akan dimainkan.

Prancis akan bermain melawan Jerman pada hari Kamis (7/7) di Marseille untuk mendapatkan satu posisi di di final. Pemenang akan melawan satu dari dua kesebelasan  Wales atau Portugal, yang sehari sebelumnya akan saling berhadapan di Lyon, yaitu Wales dan Portugal.

De Maiziere mengulangi peringatannya bahwa ISIS akan berusaha untuk melakukan serangan spektakuler di luar negeri karena sedang di bawah tekanan militer di Suriah dan Irak, di mana  kelompok itu kini  kehilangan banyak wilayah.

"Eropa, dan Jerman, adalah fokus dari terorisme internasional. Beberapa pihak mengatakan ancaman berkurang jika ada keberhasilan militer di sana (di Irak dan Suriah), jika ISIS dipukul mundur dan wilayah yang didudukinya direbut kembali," kata dia.

Namun, Maiziere menolak anggapan itu.

"Saya tidak melihatnya dengan cara ini. Saya melihat ancaman apa yang disebut pergeseran asimetris. Jika ISIS ... melemah mereka akan berusaha untuk mentransfer konflik ke luar (Irak dan Suriah)."

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home