Forum Kepulauan Pasifik Beri Keanggotaan Penuh Wilayah Prancis
Presiden Polinesia Prancis, Edouard Fritch, menyebut keputusan forum merupakan keputusan bersejarah.
POHNPEI, SATUHARAPAN.COM - Para pemimpin di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum,PIF) di Pohnpei telah menyetujui untuk memberikan keanggotaan penuh kepada Kaledonia Baru dan Polinesia Prancis.
Sebelumnya, wilayah Prancis Pasifik telah berlomba-lomba untuk menjadi anggota penuh dari badan regional, yang dimaksudkan untuk menjadi negara-negara merdeka saja.
Seperti dilaporkan radionz.co.nz, hari Minggu (11/9), keputusan itu dibuat dengan suara bulat oleh 16 negara anggota forum ini.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Polinesia Prancis, Edouard Fritch, menyebut keputusan forum merupakan keputusan bersejarah. Dia mengatakan akan melihat keterlibatan yang lebih besar dari wilayah Perancis Pasifik dalam urusan regional.
Penggabungan Kaledonia Baru dan Polinesia Prancis didukung oleh Prancis, serta dua anggota terbesar forum ini, Australia dan Selandia Baru.
Namun, ada beberapa kekhawatiran yang diungkapkan di masa lalu yang termasuk wilayah akan menyebabkan pelanggaran batas Prancis ke dalam kebijakan regional, terutama mengingat warisan pengujian nuklir.
Ada juga beberapa oposisi di dalam wilayah. Di Kaledonia Baru, beberapa masyarakat adat Kanaks menentang pengintegrasian sebelum referendum kemerdekaan yang direncanakan pada 2018.
Di Polinesia Prancis, aktivis kemerdekaan yang dipimpin oleh Oscar Temaru menentang integrasi di bawah kolonialisme.
Wilayah Prancis lainnya di wilayah tersebut, Wallis dan Futuna, akan tetap menjadi pengamat di forum.
Tapi masuknya Kaledonia Baru dan Polinesia Prancis telah menimbulkan pertanyaan tentang status wilayah lain di Pasifik, seperti Guam, Samoa Amerika dan masalah pelik dari Papua Barat.
Papua Barat telah dibahas pada pertemuan puncak para pemimpin forum, tetapi mereka sepakat untuk mengakui sensitivitas politik dan bahwa masalah dugaan pelanggaran hak asasi manusia harus tetap menjadi agenda utama.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...