FPMI Ajak Pekerja Media Bersatu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Forum Pekerja Media Indonesia (FPMI) mengajak seluruh pekerja di sektor media, tidak hanya jurnalis, untuk berserikat dan bersatu memperjuangkan hak-haknya.
"Masih banyak ketidakadilan yang dialami pekerja media, yang lebih kejam daripada yang dialami pekerja sektor lain," kata juru bicara FPMI Chandra di Jakarta, Jumat (1/5).
Salah satu bentuk ketidakadilan yang dialami pekerja media adalah penahanan ijazah dan penalti bila pekerja mengundurkan diri ketika masih masa kontrak. Padahal, banyak media yang tidak memberikan pendidikan kepada pekerjanya.
"Kalau memang perusahaan memberikan pendidikan kepada pekerjanya pada waktu tertentu, kemudian menahan ijazah dan menetapkan penalti, itu wajar karena ada investasi yang dilakukan perusahaan," tuturnya.
Selain itu, Chandra mengatakan juga banyak media yang melakukan pemberangusan terhadap serikat pekerja. Akibatnya, serikat pekerja di perusahaan media akhirnya bubar.
Menurut Chandra, FPMI menyayangkan hal itu. Pasalnya, pekerja media relatif lebih terdidik daripada buruh di sektor lain, tetapi seringkali tidak berdaya melawan ketidakadilan yang dilakukan perusahaannya.
"Pekerja media juga buruh. Karena itu, kami mengajak kawan-kawan pekerja media untuk bersatu dan berserikat," ujarnya.
Pada peringatan Hari Buruh atau MayDay 2015, FPMI bergabung dengan elemen buruh lainnya untuk melakukan aksi.
Tuntutan FPMI antara lain pemberlakuan upah sektoral media, kewajiban perusahaan media membayar jaminan sosial pekerja, pemenuhan hak jurnalis perempuan dan upah yang layak untuk kontributor media. (Ant)
Editor : Sabar Subekti
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...