Franky Sibarani Targetkan Realisasi Investasi Rp 519,5 Triliun Tahun Ini
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Franky Sibarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebut investasi pada 2015 akan didorong di seluruh sektor.
Ia menuturkan bahwa target investasi 2015 akan didorong di semua sektor industri yakni primer sebesar Rp97,6 triliun, sekunder atau hilir sebesar Rp211,9 triliun serta jasa sekitar Rp147,1 triliun.
"Sesuai strategi BKPM, kami fokus ke beberapa sektor seperti kelistrikan, substitusi impor, infrastrukstur, maritim, industri padat karya serta pertanian," kata Franky Sibarani di Jakarta, Rabu (28/1).
Badan Koordinasi Penanaman Modal menargetkan investasi pada 2015 mencapai Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen dari pencapaian tahun sebelumnya.
Target investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp175,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp343,7 triliun.
Guna mencapai target tahun ini, salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah penyederhanaan izin investasi dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diresmikan Senin (26/1) lalu.
Upaya lain yang terus dilakukan BKPM, lanjut Franky, adalah memfasilitasi dan mencari solusi (debottlenecking) untuk 95 proyek di 25 provinsi dengan investasi mencapai lebih dari Rp400 triliun.
"Kalau itu saja bisa diselesaikan, pasti bisa dorong investasi yang sangat besar pada 2015," kata Franky.
"Target masih tetap Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen," Franky menambahkan.
Franky menyebut realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2014 mencapai Rp463,1 triliun, melewati target yang ditetapkan Rp456,6 triliun atau naik 16,2 persen dari pencapaian pada tahun sebelumnya sebesar Rp398,6 triliun.
Ada pun realisasi investasi pada kuartal IV 2014 mencapai Rp120,4 triliun, terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp41,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp78,7 triliun.
Franky menambahkan, proyeksi investasi masih dinilai aman karena masih tingginya optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Misalnya diskusi soal situasi keamanan atau politik sekarang ini, mereka (investor) umumnya tidak melihat itu serius, karena jauh lebih serius saat Pilpres," kata Franky.
Hal itu ditunjukkan dari realisasi investasi pada kuartal IV 2014, yang bersamaan dengan usainya proses pergantian pemerintahan. (Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...