Fransiskus Menjadi Paus Kedua Yang Mengunjungi Singapura
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM-Saat Paus Fransiskus tiba pada hari Rabu (11/9) di pusat keuangan Asia, Singapura, untuk perjalanan terakhir dari empat negara, ia diharapkan membawa pesan persatuan dan harapannya ke salah satu negara terkaya di dunia.
Perjalanan selama 11 hari, yang sebelumnya membawanya ke Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Timur, merupakan perjalanan terlama bagi Paus berusia 87 tahun itu sejak menjadi kepala Gereja Katolik pada tahun 2013. Fransiskus akan menjadi Paus kedua yang mengunjungi Singapura, setelah mendiang Paus Yohanes Paulus II singgah selama lima jam pada tahun 1986.
Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui tentang kunjungan tiga hari Paus Fransiskus di Singapura:
Mengapa Fransiskus Mengunjungi Singapura?
Singapura awalnya merupakan bagian dari rencana perjalanan Fransiskus ke wilayah tersebut pada tahun 2020, tetapi rencana tersebut dibatalkan karena pandemi COVID-19.
Negara-kota pulau di ujung semenanjung Melayu ini memiliki populasi kecil, hanya di bawah enam juta orang dan kekurangan sumber daya alam, tetapi merupakan negara yang sangat penting dalam urusan regional dan internasional.
Kepemimpinan yang cerdik, lokasi yang strategis, dan reputasinya sebagai salah satu ekonomi yang paling terbuka dan paling tidak korup telah mengubah Singapura menjadi raksasa keuangan yang ramai serta pusat maritim dan penerbangan hanya dalam 59 tahun setelah kemerdekaan.
Singapura adalah mitra strategis Amerika Serikat tetapi juga memelihara hubungan dekat dengan China. Etnis Tionghoa mencakup sekitar tiga perempat penduduknya diikuti oleh minoritas Muslim dan India.
Menurut sensus penduduk Singapura tahun 2020, penganut Buddha mencakup sekitar 31%. Sekitar seperlima dari populasi tidak menyatakan kepercayaan agama, sementara penganut Kristen mencakup hampir 19% dan penganut Muslim sekitar 15%.
Singapura memiliki empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil, yang mencerminkan identitas dan warisan multikulturalnya.
“Singapura dan Takhta Suci memiliki kepentingan yang sama dalam mempromosikan dialog dan pemahaman antar agama. Kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus juga merupakan kunjungan kepausan pertama ke Singapura dalam hampir 40 tahun,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura.
Di kota yang dinilai sebagai salah satu kota termahal untuk ditinggali, Kardinal WIlliam Goh dari Singapura mengatakan bahwa tema-tema utama yang sering ditekankan oleh Fransiskus seperti martabat manusia, inklusivitas, dialog antar agama, nilai-nilai keluarga, kebutuhan untuk mengelola kecerdasan buatan secara bertanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan merupakan hal yang sangat relevan.
“Karena itu, kunjungan Paus Fransiskus sangat dinantikan dan disambut hangat tidak hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh masyarakat luas.” Goh mengatakan dalam tanggapan tertulisnya kepada The Associated Press. “Setelah kunjungannya selesai, saya berdoa agar Singapura dipenuhi dengan harapan — harapan ilahi yang mendalam.”
Apa Rencana Perjalanan Paus?
Setelah terbang dari Dili, Timor Timur, pada hari Rabu (11/9), Paus Fransiskus akan mengadakan pertemuan pribadi dengan para anggota Serikat Yesus (Yesuit).
Pada hari Kamis (12/9), ia akan menerima sambutan resmi di Gedung Parlemen dan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong ,dan Presiden Tharman Shanmugaratnam. Ia juga akan bertemu dengan pejabat pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Universitas Nasional Singapura.
Acara puncaknya adalah Misa publik di Stadion Nasional berkapasitas 55.000 tempat duduk pada malam hari. Mereka yang hadir termasuk umat Katolik dari negara tetangga Malaysia dan Brunei. Fransiskus akan berkeliling di sekitar lapangan stadion untuk menyapa umat beriman dengan mobil kepausannya sebelum menyampaikan homilinya.
Pada hari terakhir, Fransiskus akan mengunjungi warga lanjut usia di St Theresa’s Home. Ia juga akan mengadakan pertemuan antar agama dengan kaum muda di Catholic Junior College.
Seberapa Besar Pengaruh Gereja di Singapura?
Gereja tersebut memperingati 200 tahun di Singapura pada tahun 2021. Keuskupan Agung Singapura dibentuk pada tahun 1972, tujuh tahun setelah kemerdekaan Singapura. Hubungan diplomatik dengan Takhta Suci terjalin pada tahun 1981.
Pada tahun-tahun awal berdirinya Singapura, Kardinal Goh mengatakan bahwa pekerjaan gereja di bidang pendidikan dan perawatan kesehatan merupakan kontributor penting bagi pembangunan nasional.
"Banyak pemimpin negara di bidang publik dan swasta dididik di sekolah-sekolah Katolik; dan banyak kebutuhan perawatan kesehatan dasar disediakan oleh lembaga perawatan kesehatan yang dikelola Gereja," tulisnya di situs web Vatican News.
Gereja mendukung 395.000 umat Katolik di Singapura dengan 29 gereja paroki, tiga gereja devosional, 53 sekolah, 47 organisasi kemanusiaan, dan dua lembaga perawatan kesehatan. Goh mengatakan gereja sering mengadakan dialog dengan pemerintah, yang memandangnya sebagai kontributor penting dan pembentuk tatanan sosial Singapura.
Goh, kardinal pertama Singapura yang dilantik oleh Fransiskus pada tahun 2022, adalah anggota dari dua Dewan Kepresidenan yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerukunan ras dan agama serta hak-hak minoritas.
“Sebagai tempat perhentian terakhir dalam perjalanan kerasulan ini, Singapura berdiri sebagai bukti hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat modern, multikultural, dan multiagama,” tulis Goh dalam balasannya kepada AP. “Hal ini mencerminkan semangat persatuan dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus telah mendapat penekanan sepanjang kepausannya.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Pemimpin Palestina, Mahmoud, Abbas Menyiapkan Suksesi
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM-Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada hari Rabu (27/11) mengumumka...