Gagal Lindungi Warga Sipil, Kepala Misi PBB Sudan Selatan Dipecat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Selasa (1/11) memecat komandan pasukan penjaga perdamaian di Sudan Selatan menyusul laporan yang menunjukkan bahwa pasukan tersebut gagal melindungi warga sipil dalam peristiwa kekerasan pada awal tahun ini di Juba.
Laporan dari penyelidikan khusus PBB tersebut mengungkapkan kurangnya kepemimpinan dalam misi PBB itu dan diperparah oleh "respons kacau dan tidak efektif" selama pertempuran sengit di ibu kota itu dari 8 hingga 11 Juli.
Pasukan penjaga perdamaian meninggalkan pos-pos mereka dan gagal untuk merespons permintaan bantuan dari para pekerja bantuan yang diserang di dekat sebuah hotel, menurut ringkasan laporan tersebut.
Misi PBB itu yang dikenal sebagai UNMISS memiliki 16.000 tentara yang dikerahkan di Sudan Selatan, yang telah dilanda perang sejak Desember 2013.
Penjaga perdamaian Tiongkok meninggalkan posisi mereka sedikitnya dua kali dan penjaga perdamaian Nepal gagal menghentikan penjarahan di dalam kompleks PBB, ungkap penyelidikan tersebut.
Ban mengatakan bahwa dia "sangat sedih dengan temuan itu" dan "khawatir oleh masalah serius" dari misi PBB tersebut.
Ia "telah meminta agar komandan misi itu segera diganti," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, sambil menambahkan langkah-langkah lain akan menyusul.
Letnan Jenderal Johnson Mogoa Kimani Ondieki dari Kenya telah menjadi komandan pasukan tersebut sejak Mei. Kepala misi PBB Ellen Margrethe Loj asal Denmark mundur dari jabatan itu pada akhir November setelah dua tahun bertugas. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...