Galeri RJ Katamsi Gelar Karya “Seni Rupa di Era Revolusi Industri 4.0”
Dies Natalis XXXV/Lustrum VII ISI Yogyakarta 2019 angkat tema “Kecerdasan Buatan dalam Seni di Era Revolusi Industri 4.0”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 27 alumni-dosen serta 111 mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta yang terdiri atas Seni Murni, Kriya Seni Fashion Batik, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, dan Tata Kelola Seni, mempresentasikan karyanya di Galeri RJ Katamsi.
Pameran yang mengangkat tema "Seni Rupa di Era Revolusi Industri 4.0" itu merupakan rangkaian acara peringatan Dies Natalis ISI Yogyakarta ke-35/lustrum VII, Pameran dibuka oleh Rektor ISI Yogyakarta M Agus Burhan, Senin (24/6).
Dalam dunia seni rupa global, aspek teknologi bahkan yang kini disebut revolusi industri 4.0 sangat erat melekat pada pola, metode, proses dan tampilan visualnya. Secara sistematis seni rupa akademis masih bersandar pada pola seni modern. Mengambil contoh bidang desain, khususnya desain interior dapat dipahami sebagai salah satu produk dari revolusi industri. Perkembangan zaman berimbas pada bidang desain interior karena memunculkan material dan teknologi yang berbeda yang terus direspons oleh desainer.
Dalam sambutannya, Ketua pelaksana pameran yang juga Direktur Galeri RJ Katamsi-ISI Yogyakarta I Gede Arya Sucitra, menyoroti pentingnya sinergitas proses penciptaan karya dalam realitas perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.
“Banyak harapan bagaimana dunia seni rupa dapat bersinergi dengan industri, dunia teknologi dan digital. Tetapi di ISI Yogyakarta, khususnya Fakultas Seni Rupa, kemampuan-kemampuan preferen dan skillfull tetap harus dimiliki meskipun kadang minim (dalam penggunaan) teknologi, yang artinya tidak bersentuhan langsung dengan digital,” kata I Gede Arya Sucitra saat memberikan sambutan pembukaan, Senin (24/6).
Untuk keperluan penerjemahan tema pameran, Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta menggandeng Bambang ‘Toko’ Witjaksono, Terra Bajraghosa, Budi Hartono, dan Dony Arsetyasmoro menjadi kurator pameran sebagai upaya pembacaan realitas yang sedang berkembang dalam dunia seni rupa kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi-digitalisasi.
Secara komprehensif dalam sambutannya Rektor ISI Yogyakarta M Agus Burhan menjelaskan bagaimana hubungan wacana kecerdasan buatan pada era revolusi industri 4.0 yang telah menjadi masalah yang aktual dalam pengembangan di dalam pendidikan tinggi seni. Teknologi informasi-digital, sudah menjadi bagian yang tidak terelakkan atau keniscayaan dalam realitas sehari-hari.
Manusia tidak terpisahkan dari seluruh sistem yang terbangun, baik itu yang ada di sekitarnya, maupun wilayah regional-internasional, dimana sistem informasi-digitalisasi saling memengaruhi kehidupan manusia yang memerlukan elaborasi berbagai macam teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak terelakkan untuk menggunakan sistem-sistem tersebut. Hal tersebut berlaku juga dalam perkembangan seni rupa maupun pengembangan pendidikan seni rupa, dimana (pada masanya) sistem informasi dan digitalisasi akan menjadi bagian dari proses mulai dari elaborasi medium-teknik, penyajian, hingga proses diseminasinya.
Lebih lanjut M Agus Burhan menjelaskan bahwa seni rupa di era revolusi industri 4.0 yang memanfaatkan proses-proses teknologi informasi khususnya digitalisasi telah pula memengaruhi proses kreatif. Yang harus diingat, teknologi informasi-digitalisasi selain bisa menjadi kepanjangan tangan seniman dalam proses kreatif, sekaligus harus dipahami bahwa tidak semata-mata mendeterminasi (menjadi penentu) proses kreatif.
Pemanfataan teknologi informasi-digitalisasi, perpanjangan tangan yang dipakai dengan berbagai sistem dan teknik tersebut akan menghasilkan kemungkinan-kemungkinan karya yang luar biasa. Namun, harus diingat bahwa kreativitas tidak semata-mata ditentukan oleh sistem-sistem itu.
“Gunnar Spellmeyer (guru besar Design & Medien Hochschule Hannover, Hannover, Jerman, Red) mengatakan bahwa ada trend yang paling baru di negara-negara Barat khususnya Inggris, bagaimana seniman-seniman mulai kembali mengeksplorasi kemampuan-kemampuan manual (dalam proses penciptaan karya) sebagaimana yang telah terjadi akibat pengaruh revolusi industri pada masanya yang sangat masif untuk memunculkan berbagai macam reaksi,” kata M Agus Burhan saat membuka pameran Senin (24/6).
Gelar karya seni rupa dengan tema “Seni Rupa di Era Revolusi Industri 4.0” dihelat 24 Juni-3 Juli 2019 di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...