Galeri R.J. Katamsi Gelar Pameran Retrospeksi Taring Padi
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Sejak Reformasi (tahun 1998), barangkali hanya Taring Padi yang kemudian melihat bahwa Turunnya Soeharto tidak mengubah apapun. Dan mereka terus mengawal agar reformasi itu tetap berjalan sesuai harapan kita semua.” Kalimat yang diucapkan oleh seniman patung Dolorosa Sinaga mengawali pameran retrospeksi Taring Padi di Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta, Rabu (21/11) malam.
Pameran menggelar rangkaian retrospeksi Taring Padi meliputi pameran karya, diskusi, serta workshop berlangsung 21 November - 9 Desember 2018. Pameran kali ini menjadi program tahunan R.J. Katamsi untuk mengangkat perjalanan kelompok/komunitas seni yang memberikan warna perjalanan seni rupa dalam berbagai karya, pemikiran, aktivitasnya di Yogyakarta khususnya dan Indonesia. Sebelumnya pada tahun 2016 digelar pameran retrospeksi Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB) dilanjutkan pameran retrospeksi Sanggarbambu tahun lalu yang mengangkat tema “Gerakan Kesenian di Tepian Arus”.
“Galeri R.J. Katamsi berusaha menghadirkan karya-karya (dari seniman) yang memiliki prestasi maupun kemampuan yang telah teruji, juga menghadirkan komunitas yang mempunyai kemampuan memberikan kontribusi bagi dunia akademik maupun kehidupan sosial seni rupa,” kata I Gede Arya Sucitra, Kepala Galeri R.J. Katamsi kepada satuharapan.com.
Program ini seturut dengan misi Galeri R.J. Katamsi dalam melakukan kegiatan arsip-dokumentasi pada individu-komunitas seni yang memberikan warna bagi perkembangan seni terutama seni rupa.
Dalam pembukaan pameran pada Rabu (21/11) malam, diluncurkan pula buku “Taring Padi: Bara Lapar Jadikan Palu” oleh Rektor ISI Yogyakarta M. Agus Burhan, dan kedepannya ISI Yogyakarta melalui Galeri R.J. Katamsi akan meluncurkan buku-buku dari pameran-pameran besar tahunan ataupun pameran-pameran yang memiliki signifikasi yang kuat pada eksistensi galeri R.J. Katamsi maupun ISI Yogyakarta.
Mengangkat tema “Bara Lapar Jadikan Palu” yang merupakan penggalan lirik lagu berjudul “Rakyat Bersatu” ciptaan Yayak Kencrit / Yayak Iskra Ismaya, pameran retrospeksi Taring Padi dipamerkan dalam bentuk pameran arsip (berbagai arsip dalam bentuk banner, cetakan grafis, foto, video, kliping, artefak, dsb), pameran karya seni baik yang dibuat oleh Taring Padi sebagai sebuah kelompok maupun karya seni dari anggota Taring Padi.
Sebagai sebuah pameran retrospektif, dimuat pula pembacaan mengenai Taring Padi, baik dari sisi sejarah, sisi seni rupa serta sisi gerakan mereka yang masing-masing ditulis oleh orang yang sangat berkompeten di bidangnya. Selain itu, untuk lebih mengenal pola kerja kolektif Taring Padi akan diadakan workshop pembuatan banner. Di sisi lain, untuk mengetahui jaringan dan perkembangan aktifitas Taring Padi akan diadakan lapak terbuka yang akan diisi oleh komunitas yang selama ini banyak berhubungan dengan Taring Padi.
Berikut beberapa agenda selama pameran restrospeksi Taring Padi bertajuk “Bara Lapar Jadikan Palu”: Screening film (24/11); Exhibition tour (27-28/11); Seminar (29/11) menghadirkan kurator pameran Bambang ‘Toko’ Witjaksono dan M. ‘Ucup’ Yusuf; Workshop Banner Taring Padi (1/12) bersama Fitri DK; Tattoo live (5/11) menghadirkan seniman tattoo el-Kamprettoz, Havefun Ink, Efnu Pinyis Tattoo, dan Diseneni Bertattoo; Mural Taring Padi (6-8/12); serta lapak dari beberapa ruang kolektif di sela-sela berbagai agenda.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...