Gambar Jokowi Dicopot dari Galeri Foto Nasional Australia
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Potret Presiden Indonesia, Joko Widodo, ditanggalkan dari dinding Galeri Foto Nasional (National Potrait Gallery) Canberra, Australia, beberapa jam setelah eksekusi mati dua warga negara tersebut, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, di Nusakambangan, Indonesia. Pencopotan foto dilakukan di tengah kekhawatiran akan dirusak oleh pengunjung, sebagai reaksi kemarahan publik atas eksekusi mati.
Direktur galeri, Angus Trumble, mengakui bahwa pencopotan foto Jokowi pada hari Rabu (29/4) murni atas inisiatif dirinya sendiri. Menurut dia, tindakannya untuk mencopot sementara foto Jokowi karena ia sendiri merasa terguncang oleh posisi politik Australia menyusul eksekusi mati yang menurut negaranya sangat kontroversial.
'Saya rasa kemarin, pada Rabu pagi, dengan mempertimbangkan keadaan dan operasi (galeri) kami, penilaian terbaik saya akan risiko kerusakan pada karya seni adalah perlu untuk melenyapkannya dari tampilan publik, "kata Trumble dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip oleh The Daily Mail.
"Juga, saya terpengaruh oleh pernyataan dari perdana menteri maupun pemimpin oposisi Australia, dan tentu saja posisi parlemen dan penarikan kembali duta besar kami."
'Ia menambahkan, tanggung jawab utamanya adalah memelihara karya-karya yang merupakan koleksi dari galeri. Namun pada saat yang sama, ia juga mengatakan bertanggungjawab terhadap keselamatan pengunjung.
Ditanggalkannya foto Jokowi mengundang kemarahan fotografer yang menghasilkan potret tersebut. Adam Ferguson, sang fotografer, mengatakan ia lebih suka foto itu dirusak oleh pengunjung pameran daripada diturunkan secara diam-diam.
Ferguson mengatakan, justru sekarang inilah saatnya banyak orang ingin melihat foto karyanya, bila mempertimbangkan peristiwa yang sedang dibicarakan hangat saat ini, yaitu eksekusi mati oleh pemerintah Indonesia.
"Saya justru berpikir bahwa memungkinkan orang untuk lebih terlibat dengan foto yang saya buat justru lebih penting sekarang, mengingat keadaan yang terjadi, " kata Ferguson kepada The Guardian.
Ferguson ditugaskan untuk memotret Jokowi untuk majalah Time. Selain foto yang dipajang di galeri, foto Jokowi lainnya yang dihasilkannya menjadi gambar sampul edisi Oktober tahun lalu.
Sementara itu Trumble mengatakan ia menghormati pendapat Ferguson yang berbeda dengan dirinya. Namun ia juga mengatakan telah mencatat adanya beberapa reaksi negatif dari para pengunjung terhadap potret tersebut.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...