Gandapura, Penyembuh Penyakit Tertua di Dunia
SATUHARAPAN.COM – Gandapura, bagi sebagian orang, terutama warga Bandung, mengingatkan pada nama jalan di kawasan Merdeka, Sumur. Hanya sebagian orang, terutama kalangan usia lanjut, yang akan mengingat ke obat atau minyak gosok.
Minyak gosok gandapura menjadi obat penting untuk menghilangkan nyeri sendi, kejang otot, terkilir, rematik, peradangan, dan penyembuhan luka, tak jaug berbeda dengan obat atau minyak gosok berbahan kayu putih. Produk-produk obat gosok, terutama untuk pegal-pegal dan rematik yang menggunakan minyak gandapura sebagai bahan campuran utama, telah banyak beredar, dan tetap bertahan di tengah gempuran obat gosok produk modern.
Sama juga dengan kayu putih, minyak gandapura mempunyai kegunaan lain, yakni dalam industri makanan. Namun, seperti disebutkan peneliti LPA Oyen dan Nguyen Xuan Dung dalam “Plant Resources of Sout-East Asia: Essential Oil” terbitan Prosea, Bogor, 1999, seperti dipublikasikan di researchgate.net, karena minyak bersifat toksik, penambahannya tidak boleh terlalu berlebihan. Persyaratan yang dianjurkan adalah 0,04 persen atau untuk campuran permen sekitar 0,2 – 0,5 mg/100 mg.
Gandapura memiliki nama ilmiah dalam bahasa Latin Gaultheria punctata, Blume, dengan nama sinonim Gaultheria fragrantissima. Daun dari tumbuhan perdu inilah yang dimanfaatkan sebagai campuran obat atau minyak gosok. Nama dagang minyak yang dihasilkan dari penyulingan daun gandapura adalah yang lazim dikenal adalah wintergreen, methyl salicylate, wintergreen oil, minyak gandapura, gaultheria oil, betula oil, atau oleum betulae.
Mengutip dari toxicologycentre.com, tumbuhan gandapura dalam bahasa Inggris disebut fragrant wintergreen atau indian wintergreen. Di India, gandapura memiliki beberapa nama lokal, yakni charmapatra, hermantaharita, nilaphala, swetapuspa, tailapatra (Sanskrit), gandapura (Hindi), hamantaharitam, gandhapura (Malayalam). Nama lain, seperti disebutkan situs flowersofindia.net adalah kolakkai (Tamil), dan dhasingare, padakine, patapate, machino (Nepali).
Tim Herbarium Fakultas Farmasi UGM, seperti dimuat di academia.edu, menyebutkan gandapura adalah tumbuhan perdu. Batangnya tegak berkayu, bulat licin, cokelat. Gandapura berakar tunggang, berwarna kuning kecokelatan.
Daunnya tunggal, berseling, lonjong, berukuran panjang 7,5-10 cm dan lebar 3-4,5 cm, dengan ujung runcing, pangkal membulat, tepi bergerigi, petualangan menyirip, dan berwarna hijau.
Bunganya adalah tipe bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, dengan tangkai silindris, berukuran panjang 7-10 cm. Kelopak bunganya berbentuk corong, hijau, benang sari panjang sekitar 1 mm, putih, kepala sari bentuk taju, tangkai putik putih kehijauan, kuning.
Buahnya batu, bulat, berdiameter 3-5 cm, hitam. Bijinya kecil, putih, pipih.
Manfaat dan Khasiat Gandapura
Tumbuhan gandapura, mengutip dari situs Useful Tropical Plants biasanya hidup di dataran tinggi antara 1.500 meter hingga 2.700 meter di atas permukaan laut. Selain di Asia timur, di kaki Pegunungan Himalaya, mulai dari India hingga Nepal, Tibet, Myanmar, dan daratan Tiongkok bagian barat, Sri Lanka, Vietnam Utara, dan Semenanjung Malaya. Musim berbunga tumbuhan ini berlangsung April – Mei.
Gandapura memiliki kandungan kimia penting. Daun, akar, dan batangnya mengandung saponin dan flavonoida. Daunnya mengandung minyak atsiri, tanin, metil salisilat, glikosida, zat samak, dan harsa. Akar dan batangnya mengandung polifenol.
Tim Herbarium Fakultas Farmasi UGM, seperti dimuat di academia.edu menyebutkan gandapura memiliki khasiat karminatif dan antiseptik.
Minyak atsirinya berguna sebagai obat luar untuk rambut rontok, rematik, masuk angin. Daun gandapura, dimanfaatkan untuk penyegar, diseduh seperti daun teh.
Mengutip dari Wikipedia, penggunaan gandapura sebagai obat atau minyak gosok dimulai oleh bangsa Indian di daratan Amerika yang menjadikan daun ini sebagai salah satu sistem penyembuhan penyakit tertua di dunia ini. Oleh bangsa Indian, daun ini digunakan sebagai obat rematik, nyeri sendi, sakit gigi, sakit kepala, dan beberapa penyakit lainnya.
Lain Amerika, lain pula Prancis. Bangsa Prancis menjadikan daun ini sebagai bahan dasar membuat teh yang juga berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit seperti pernapasan, masalah mulut, mengobati nyeri punggung dan nyeri sendi. Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 1800-an, khasiat daun untuk menyembuhkan ini disebabkan oleh kandungan aspirin yang cukup besar.
Mengutip dari situs Useful Tropical Plants, daun gandapura mengandung 1.25 persen minyak esensial. Selain dimanfaatkan sebagai obat atau minyak gosok penghangat, minyak esensial gandapura juga dimanfaatkan dalam industri parfum dan kosmetik sebagai minyak rambut.
Selain disebutkan memiliki khasiat mengobati seperti disebutkan di atas, minyak esensial dari daun gandapura juga memiliki khasiat mengobati cacing tambang. Ekstrak daun gandapura secara tradisional juga dimanfaatkan sebagai obat batuk. Semenara buahnya yang belum matang dimanfaatkan untuk mengobati sakit perut.
Penelitian yang dipublikasikan pada 2015, seperti dimuat dalam situs US National Library of Medicine, National Institute of Health, menyebutkan flavonoid baru, yakni dhasingreoside dan tujuh komponen lain berhasil diisolasi dari daun dan batang gandapura. Penelitian yang dilakukan oleh F Cong, KR Joshi, HP Devkota, T Watanabe, dan S Yahara tersebut juga berhasil membuktikan dhasingreoside dan beberapa komponen itu menunjukkan aktivitas melawan radikal bebas.
Editor : Sotyati
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...